Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

5 Tips Jitu agar Lamaran Kerja Auto Diterima Perusahaan

22 Desember 2023   09:10 Diperbarui: 22 Desember 2023   15:46 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wawancara kerja .(FREEPIK/IJEAB)

Saya baru saja membaca sepucuk surat dari seorang pria berumur 28 tahun melalui artikel pendek yang dia unggah pada sebuah platform media sosial. 

Dalam surat tersebut pria ini mencurahkan semua gundah gulana yang sudah lama terbelenggu di dalam hatinya. Dia menulis bahwa pada umurnya sekarang dia belum memiliki karier, masih hidup bersama orang tua, dan selalu gagal dalam aspek apa pun dalam hidupnya. Akibatnya, harga dirinya hancur, merasa bodoh dan putus asa.

Sumber: Okezone.com
Sumber: Okezone.com

Setiap orang pasti akan memiliki problem hidup dengan diri sendiri, baik mereka yang memiliki karier dan penghasilan yang mapan maupun mereka yang tidak punya sama sekali. 

Namun, problem tersebut memberikan insight yang berbeda pada diri tiap-tiap orang sehingga konstruksi terhadap problem tersebut pasti akan berbeda-beda juga.

Kembali pada surat pria berumur 28 tahun tadi, maka problem yang dihadapinya adalah soal perasaan menjadi manusia yang tidak berguna lantaran tidak memiliki karier dalam pekerjaan. Atau bisa juga karena tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan sama sekali. Jika ini yang terjadi, maka pria ini tidak saja bermasalah dengan dirinya sendiri, tetapi juga tekanan sosial karena statusnya sebagai pengangguran.


Apakah kita semua bisa menerima kenyataan kalau di usia yang terus menua status kita masih jadi seorang pengangguran tanpa pengalaman kerja sama sekali? Tentu tidak. Manusia normal pasti akan mengisi hidupnya dengan bekerja, meniti karier, dan menghasilkan pendapatan yang besar untuk kemakmuran dan kesejahteraan hidup.

Mengapa ada manusia yang sama sekali sulit membangun karier yang cemerlang dalam pekerjaan sehingga sulit keluar dari problem dengan diri mereka sendiri? 

Umumnya, orang-orang ini terlalu menganggap remeh dengan pembentukan kesan positif dalam bekerja. Mungkin mereka menganggap bekerja hanya sekadar mendapat gaji yang layak sehingga aspek kesan pribadi, relasi kerja, dan hubungan sosial diabaikan. Intinya, yang penting dapat gaji besar, urusan yang lain masa bodoh.

Simak 5 tips berikut yang saya rangkum dari pendapat para psikolog, perekrut perusahaan, dan praktisi sumber daya manusia di kantor. 

Mereka mengajari kita untuk memahami pentingnya kesan positif dalam membangun karier di kantor, terutama ketika memasuki tahap rekrutmen yang krusial, yaitu mengirim surat lamaran kerja dan wawancara.  

1. "Menjual diri" dengan cara yang elegan

Tips ini wajib diketahui oleh para pencari kerja, terutama freshgraduate yang hendak membangun karier di kantor-kantor yang sudah mapan. 

Menjual diri yang saya maksudkan di sini adalah memaparkan profil diri se-riil mungkin melalui deskripsi yang tertera dalam dokumen lamaran kerja. Deskripsi diri ini umumnya diungkap melalui Curriculum Vitae (CV), Portofolio, atau Resume.

Sekarang ini banyak aplikasi daring atau konsultan kerja yang bisa dimanfaatkan untuk membuat dokumen-dokumen lamaran kerja terlihat rapi dan bisa menarik perhatian Human Resource Department (HRD). 

Meski terkesan mudah, deskripsi diri harus dibuat sejujur mungkin, dengan teknik penulisan Search Engine Optimization (SEO) agar terasa lebih elegan ketika dibaca. Teknik jual diri yang elegan seperti ini akan memberi peluang yang besar kepada HRD untuk menemukan berkas lamaran sehingga berpotensi untuk dibaca terlebih dahulu.

2. Berikan "getaran" yang kuat selama wawancara 

Getaran selama wawancara adalah hal yang krusial dalam sebuah wawancara yang bisa menciptakan peluang untuk diterima bekerja di perusahaan. 

Getaran yang dikirim melalui komunikasi dan interaksi selama wawancara memainkan peran yang penting dalam menanamkan kesan positif perekrut terhadap pelamar. 

Boleh jadi, selama wawancara Anda tidak memberikan jawaban yang benar-benar sempurna terhadap semua pertanyaan yang dilontarkan, namun kalau Anda memiliki vibe positif berupa pribadi yang menarik dan bersahabat secara keseluruhan, orang akan lebih suka untuk menerima Anda untuk menjadi bagian dari tim mereka.

Sumber: beautynesia.id
Sumber: beautynesia.id

Beberapa pengalaman yang saya baca menunjukkan, orang dengan kepribadian yang supel, terbuka, dan bersahabat lebih mudah mengatasi wawancara dan cenderung mendapatkan pekerjaan yang mereka lamar, ketimbang mereka yang kaku dan membatasi pergaulan dengan orang lain. 

Padahal, dua-duanya memiliki pengalaman kerja dan kompetensi yang relatif sama. Sehingga penting untuk diingat bahwa selama wawancara Anda harus menunjukkan sikap bersahabat dan mudah dekat dengan orang lain. Inilah vibe yang bisa membuat perekrut akan sulit untuk menolak Anda bergabung ke dalam perusahaan.

3. Eksplorasi core value perusahaan yang dilamar

 Ini tentu membutuhkan usaha yang super keras karena harus menghabiskan waktu dan tenaga, mungkin juga biaya untuk mengeksplorasi profil perusahaan hingga core value-nya. Tentu ini menjadi langkah persiapan yang over atau luar biasa pengerjaannya (over prepared). 

Di zaman persaingan kerja yang semakin sengit sekarang, orang harus berinisiatif untuk mengerjakan sesuatu yang lebih keras sehingga bisa memberikan jawaban yang mengesankan ketika wawancara.

Sekarang ini mengejar informasi tentang perusahaan yang sedang dilamar tidak lagi sekadar mengetahui profilnya. Berpikirlah bahwa yang melakukan demikian adalah orang lain, bukan Anda. 

Anda harus bisa memahami tantangan-tantangan yang sedang dihadapi perusahaan sekarang, dan mengajukan pendapat yang solutif.

Sumber: Kompas.com
Sumber: Kompas.com

Misalnya, Anda menghabiskan waktu berjam-jam untuk belajar dan memahami core value perusahaan. Setelah itu Anda  informasi tentang pengalaman-pengalaman masa lalu perusahaan dalam mengatasi semua tantangannya. 

Pengalaman tersebut lalu direfleksikan pada core value-nya. Hasilnya tentu akan membuat perusahaan akan menempatkan nama Anda sebagai kandidat terkuat untuk mengisi posisi yang ditawarkan.

4. Presentasikan kompetensi Anda 

Mempresentasikan kompetensi tidak sekadar menunjukkan rasa percaya diri kepada perekrut. Kompetensi ini menyangkut kemampuan yang diakumulasi dari pengalaman kerja Anda sebelumnya, latar pendidikan, organisasi, bahkan hingga kepada pengalaman hidup pribadi. Artinya, ketika mempresentasikan kompetensi, Anda harus menghadirkan kemampuan terbaik, menunjukkan secara totalitas tentang diri Anda sebagai sosok yang berkompeten dengan jabatan yang dilamar.

Sumber: Kompas.com
Sumber: Kompas.com

Kompetensi terbaik yang bisa ditunjukkan adalah kemampuan untuk mengelola emosi dalam merespons pertanyaan dengan cara komunikasi yang baik, entah komunikasi verbal maupun non-verbal. Misalnya Anda melamar untuk posisi manajer, maka kompetensi sebagai seorang pemimpin harus ditunjukkan melalui gesture tubuh, suara, ekspresi, hingga cara menatap selama wawancara. 

Di sini, Anda harus memunculkan wibawa manajer melalui mindset yang jelas dan rasa percaya diri yang tinggi, sehingga sikap Anda tersebut bisa memberikan kesan bahwa Anda memang layak menjadi manajer.

5. Tunjukkan rasa antusias yang wajar

Antusiasme terhadap posisi atau jabatan yang dilamar menunjukkan semangat untuk belajar dan mengaplikasikan kompetensi diri ke dalam jabatan tersebut. 

Antusias mengandung passion dan ketertarikan terhadap pekerjaan yang diinginkan. Jangan sampai menunjukkan antusias yang berlebihan sehingga tidak berani bersikap atau menolak keinginan perusahaan selama wawancara.

Sumber: youdeservebetter.id
Sumber: youdeservebetter.id

Sebagai pelamar, otonomi pribadi dan kemandirian Anda harus ditunjukkan ketika wawancara dengan cara menunjukkan sikap wajar dalam merespons semua pertanyaan. 

Ingat, tidak semua permintaan perusahaan yang disampaikan dalam wawancara harus diterima semua meskipun anda sangat berantusias dengan pekerjaan tersebut. Pisahkan job description yang menjadi kewajiban kerja karyawan dan yang bukan. Seorang kandidat yang sukses tahu cara untuk menunjukkan kadar antusiasme terhadap sebuah pekerjaan di hadapan perekrut.

Itulah 5 tips yang harus dipahami oleh calon pekerja agar ambisinya untuk berkarir di kantor tidak terperangkap dalam keterbatasan pengetahuan tentang melamar pekerjaan. 

Semoga Anda bisa mengaplikasikan trik ini ke dalam rencana pengembangan karier berikutnya. 

Depok, 22 Desember 2023 | 8:32 WIB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun