Di dunia di mana bayangan menari, dan gema dari keserakahan. Di sana terletak sebuah alam, tenteram dan cerah, di mana keserakahan tidak mendapat tempat, tidak ada waktu istirahat.
Di bawah tatapan bulan yang lembut dan keperakan, di tengah malam dan siang hari yang diterangi matahari. Permadani kebaikan, ditenun dengan halus, tidak ada ruang untuk keserakahan untuk dikandung.
Gunung-gunung tinggi dan lembah-lembah rendah, di tanah suci ini, kebajikan tumbuh. Tidak ada rasa lapar akan lebih, tidak ada keinginan yang tiada henti, hanya semangat yang terus menginspirasi.
Sungai-sungai mengalir dengan aliran belas kasih, dunia di mana cinta berkuasa sebagai yang tertinggi. Tidak ada kantong yang penuh dengan koin keserakahan, hanya hati yang diperkaya dengan amal shaleh.
Keserakahan, orang asing, tersesat di tengah keramaian, di tempat di mana kebaikan berbicara dengan lantang. Kemurahan hati mekar di setiap benih, di surga ini, tidak ada tempat untuk keserakahan.
Udaranya jernih, tidak ternoda oleh kemiskinan, tidak ada keinginan, tidak ada ejekan. Karena di alam keyakinan tanpa pamrih ini, keserakahan tidak berakar, tidak ada kebutuhan mendesak.
Jadi mari kita memimpikan pantai utopis ini, di mana keutamaan umat manusia selamanya melambung tinggi. Di dunia di mana belas kasih memimpin, memang benar, tidak ada tempat untuk keserakahan.
***
Solo, Jumat, 24 November 2023. 11:47 am
Suko Waspodo