Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - bukan penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seorang yang sedang terus belajar menulis agar tulisannya layak dinikmati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keserakahan

10 Juli 2020   07:27 Diperbarui: 10 Juli 2020   07:37 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustr: Crescent Seo

Ketika kita dilahirkan tanpa kepemilikan. Cinta yang diterima adalah konsesi kita. Tiada kekhawatiran, tiada ketakutan, tiada masalah, tiada keributan. Dalam pelukan ibu kita menaruh kepercayaan kita.

Tetapi ketika kita tumbuh, kita melihat dan mendambakan, dan terlalu cepat menjadi budak. Semakin banyak kita melihat, semakin banyak yang kita inginkan. Pencarian kita untuk lebih menjadi tak gentar.

Rasa haus kita akan lebih banyak tidak bisa dipadamkan. Semakin kita menangkap, semakin erat kita menggenggam. Kita bergegas dan berkumpul untuk menimbun. Harta menjadi tuan dan kita dewakan.

Dan ketika kita sudah tua dengan harta kita semua menumpuk, sebuah contoh menyedihkan tentang apa yang telah dituai oleh keserakahan. Tangan kita masih mengepal dalam gerakan menggenggam, sampai saat kematian kita, ketika tangan kita terbuka.

***
Solo, Jumat, 10 Juli 2020. 7:09 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun