Mohon tunggu...
Rafi Rasyid Sukmahadi
Rafi Rasyid Sukmahadi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Student of Al-Azhar University

semua artikel saya di kompas isinya hanya obrolan biasa, jadi gak usah serius amat bacanya. keep santuy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Tingkatkan "Overthinking" dan Jangan Lupa Bawa "Smart Thinking"

7 Juni 2022   13:18 Diperbarui: 18 November 2022   20:21 1805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
senja di sungai nile (Dokpri)

Ada yang overthinking karena disebabkan lingkungannya, ada juga yang disebabkan oleh dirinya sendiri yang sering kali membingungkan (terlebih lagi cewe, katanya sih...tapi cowo juga di suatu saat sering kali menjadi lebih lebay dah wkwkw). 

Apapun itu, kita harus menyadari bahwa overthinking itu adalah tanda hidupnya otak dan hati manusia. Yang jika dikolaborasikan akan menghasilkan pemikiran dan perasaan yang positif.

Usia 20 tahun adalah masa saat kita melepas seragam sekolah, tidak akan ada lagi kisah-kisah indah di masa putih abu-abu. Yang di masa itu, perhatian orang tua dan guru sangat besar namun sering kali kita abaikan. 

Setelah beranjak akan lulus sekolah, mulailah kita dihadapkan oleh bayangan masa depan kita sendiri. Kadang-kadang datang menjelma menjadi sosok yang menyeramkan sehingga ketika mendengar lagu Takut (Idtigaf), semua pikiran dan rasa yang kita alami terwakilkan oleh lirik-lirik lagunya. 

Kadang-kadang juga menjelma menjadi sosok yang memberikan harapan yang berlebih yang berujung halu tanpa batas yang menentu.

Alhasil, takut menjadi orang dewasa dan terlalu berharap menjadi orang yang bisa disebut manusia sesungguhnya... menjadi bagian-bagian pikiran yang berlebihan (overthinking). 

Maka dari itu, self healing adalah solusinya (sebagaimana orang-orang katakan), kalau kata Tulus "bila lelah, menepilah". Namun, self healing seperti apa? Apakah hanya dengan traveling? Calling? Chating? Writing? 

Semua itu bisa dijadikan sebagai medianya, asal jangan sampai malah menjadi SINTING. Maka dari itu ada satu hal yang harus kita bawa kemana-mana sebagai bekalnya, yakni smart thinking (berpikir cerdas). 

Bagiku overthinking itu tidak masalah, its no problem dan bukan hal yang harus dicegah atau diberhentikan. Biarkan saja pikiran itu berkelana untuk menemukan banyak pengalaman yang mengandung banyak pelajaran. 

Tapi, ada satu hal yakni smart thinking tadi yang mesti kita bawa dan pegang saat overthinking itu melanda. Karena boleh jadi smart thinking itu menjadi obat di saat kurang semangat dan menjadi vitamin kuat di saat kerasnya berpikir dan jauhnya menghalu.

Lalu gimana sih kita menciptakan smart thinking? Ada beberapa tahapan sederhana yang mungkin bisa kita coba. Nah, di bawah ini adalah diantaranya.

  • Belajar berbicara dengan diri sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun