Untuk mewujudkan RPJMN 2020-2024, pemerintah harus meikirkan Pelni agar bisa mengganti armada baru. Tingginya biaya BBM dan usia kapal yang sudah sepuh, harus mendorong  managemen Pelni untuk mengajukan konsep kepada pemegang saham untuk mengganti armada kapal haritage dengan armada baru.Â
Pengadaan kapal diarahkan pada armada serbaguna. Pelni membutuhkan kapal multi fungsi yang dapat mengangkut penumpang, kontainer, kendaraan, dan berbagai barang kebutuhan pokok dan barang penting dalam satu kapal. Sehingga ke depan kapal Pelni juga berfungsi sebagai armada Tol Laut dalam 1 kapal.
Ukuran kapal yang besar memiliki sejumlah tantangan. Kita bangga mengoperasikan kapal besar, namun kapal besar perlu biaya sangat besar luar biasa pula. Biaya-biaya itu meliputi biaya BBM, air tawar, biaya pandu, biaya kepelabuhanan, biaya ABK Â dan biaya operasi lainnya.
Kapal besar tidak dapat menyinggahi semua pelabuhan. Kapal tua juga perlu  sparepart, namun tidak semua sparepart dapat dipenuhi didalam negeri secara cepat, suku cadang harus dipesan khusus dengan rekomendasi dari pembuat kapal dan memerlukan waktu. Keadaan itu menimbulkan usaha efisiensi sering terkendala. Upaya pengadaan armada baru sangat urgen bagi Pelni.
Meskipun pengadaan kapal sangat urgen, perseroan tidak memiliki sejumlah dana untuk pengadaan kapal baru. Untuk mengganti setidaknya 20 armada usia senja Pelni membutuhkan dana sedikitnya Rp20 triliun. Dana sebesar itu sulit dipenuhi dari kas internal. Berhutang ke bank juga sulit mencicil  karena kemampuan perseroan sangat cekak.
Pelni membutuhkan armada baru tipe 1000 pax dengan desain dapat memuat orang,  kontainer ukuran 5 dan 10 teus.  Dengan kapal tipe 1000 pax,  mampu melayari pelabuhan-pelabuhan di daerah terpencil, tertinggal, terdepan dan perbatasan (T3P), sehingga kapal-kapal perintis dapat dikolaborasikan  dengan kapal tipe 1000 pax yang lebih dibutuhkan pelanggan.
Pada masa transisi, untuk kapal-kapal besar tipe 3000 dan tipe 2000 pax dipilih beberapa kapal saja untuk dijadikan kapal Roll On Roll Of (Roro) untuk angkutan alat berat, kendaraan dan kontainer pada lintas-lintas jarak jauh komersial. Sisa armada tua dikanibal sparepartnya dimanfaatkan untuk kapal yang masih dipertahankan, sisanya dijual. Hasil penjualan bisa untuk menopang setidaknya uang muka dalam membeli armada baru. ***