Mohon tunggu...
Suhadi Kurniawan
Suhadi Kurniawan Mohon Tunggu... Sales - supervisor di salah satu distributor bahan bangunan

Jangan jadikan masalah yang mudah menjadi masalah yang sulit. Bekerja keras saja tidaklah cukup tapi bekerjalah secara cerdas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemimpin Sejati

6 November 2022   19:23 Diperbarui: 6 November 2022   20:04 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap orang pasti memiliki jiwa kepemimpinan, namun tidak semua orang juga dapat memimpin dengan baik.  Karena menjadi pemimpin itu tidaklah mudah dan suatu amanat yang sangat besar. Kita juga tidak dapat memaksakan setiap individu untuk menyukai gaya kepemimpinan yang kita terapkan, terlebih lagi memaksa orang untuk mengikuti arah kepemimpinan kita. Dari itu kita harus paham apa itu pemimpin? seperti apa itu pemimpin? Dan bagaimana menjadi pemimpin sejati? 

Menurut Pancasila pengertian pemimpin adalah Pemimpin harus bersikap pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama kepemimpinan Pancasila adalah:

- Ing Ngarasa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sikap dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang-orang yang dipimpinnya.

- Ing Madya Mangun Krasa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang dibimbingnya

- Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang-orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertangung jawab. 

Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang mampu membuat mengembangkan diri orang lain, sehingga seorang tersebut tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu. 

Menurut Stephen. P. Robbins, Pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain dan memiliki wewenang manajerial. 

Dari penjelasan beberapa tokoh diatas kita dapat menyimpulkan, Pemimpin adalah seorang yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. 

Setelah mengetahui apa itu arti Pemimpin, selanjutnya kita akan membahas hal apa saja yang harus dimiliki seorang pemimpin :

- Kepemimpinan Inspiratif : memberi inspirasi kepada orang untuk bekerja mewujudkan hal-hal hebat dengan sumber daya yang terbatas. 

- Pemimpin Visioner : sebagai seorang pemimpin harus mempunyai visi kedepan. Ia perlu menggunakan imajinasinya, guna membayangkan apa yang ingin dicapai dimasa depan bersama organisasinya. 

- Pemimpin yang Reflektif : tindakan untuk melihat ulang seluruh proses yang terjadi, baik proses diluar, maupun proses yang terjadi di dalam dirinya. 

- Pemimpin yang terbuka : mampu memiliki sikap dan sifat terbuka, mampu menerima perbedaan pendapat, mampu melihat perbedaan pandangan hidup, dan melihat kritik sebagai tanda cinta yang perlu untuk dihargai. 

- Pemimpin yang fleksibel : seorang pemimpin harus memastikan bahwa birokrasi dari organisasi yang Ia pimpinan harus tetap fleksibel dari berbagai hal. Birokrasi perlu ada untuk melayani manusia, birokrasi diperlukan juga untuk mencapai standar Kemasukakalan, dan tidak boleh terjebak pada pola berpikir "karena peraturannya begitu".

Ada 6 langkah yang dapat kita ambil untuk membangun dan merawat integritas sebagai pemimpin, yaitu 1. Ketegasan visi dan nilai 2. Sosialisasi yang gencar dan berkelanjutan 3. Refleksi dan revisi berkala 4. Kepemimpinan yang melibatkan individu atau kelompok 5. Struktur organisasi yang kokoh 6. Membangun integritas visi dan nilai hidup anda sendiri. 

Sebagai seorang pemimpin kita sering dihadapi bebagai masalah dan mengharuskan kita untuk mengambil keputusan yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Lalu keputusan seperti apa yang harus kita ambil agar tidak ada orang yang dirugikan atas keputusan yang kita ambil. Dari sinilah hal yang perlu kita terapkan dalam mengambil keputusan :

- Mekanisme jiwa: dalam mengambil atau mengambil keputusan adalah kebebasan, baik itu kebebasan batin atau diri sendiri dan kebebasan dari pihak eksternal atau adanya tekanan dari pihak lain. Dalam mekanisme jiwa ini, keputusan juga memerlukan komitmen yang kuat agar keputusan yang dibuat dapat dijalankan dengan keputusan yang dibuat. 

- Situasi diri : para pemimpin juga tidak berupaya menyadari situasi diri, ketika membuat suatu keputusan. Proses berdiam diri dan berefleksi seharusnya mereka terapkan sebelum mengambil keputusan. Agar kita dapat melihat ketenangan jiwa atau kegelisahan jiwa yang sangat penting dalam mengambil keputusan. 

- Birokrasi yang fleksibel : sistem birokrasi yang diterapkan harus memiliki sikap fleksibel dan terbuka. 

Jadilah pemimpin yang disegani bukan yang ditakuti. Menjadi pemimpin yang disegani sudah pasti disenangi berbeda dengan pemimpin yang ditakuti yang cenderung dibenci akan sikap dan keputusan yang ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun