Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mantan Jurnalis yang Tidak Lagi Menulis

24 Juni 2025   14:47 Diperbarui: 25 Juni 2025   15:04 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Tumpukan buku-buku di perpustakaan. (Sumber: pixabay.com/David Connelly)

***

Sejak lama profesi jurnalis --pekerjaan yang bersangkut-paut dengan jurnalistik- digeluti orang. Konon sejak zaman Romawi Kuno. Kini makin banyak orang bergantung pada profesi itu. Baik sebagai mata pencaharian, hobi, pekerjaan sampingan, pelampiasan tujuan/perasaan tertentu, atau alasan lain.

Setelah puluhan tahun menggeluti profesi itu, kemudian pensiun dari lembaga tempatnya bekerja, sebagian besar mantan jurnalis memilih aktivitas lain. 

Ilustrasi - Pedoman bagi para jurnalis saat bertugas di lapangan - DiksiNasi
Ilustrasi - Pedoman bagi para jurnalis saat bertugas di lapangan - DiksiNasi

Ada yang fokus jadi politikus, pejabat publik, akademisi, pembisnis, penggiat media sosial, bandar kos-kosan, dan seterusnya. Urusan kesejahteraan tentu menjadi alasan utama. Rata-rata jurnalis hidup pas-pasan, terlebih jika seumur-umur jadi karyawan.

Baca juga:  Ibuku tak seperkasa Mbok Yem

Tak sedikit pula yang fokusnya terbagi, selain kerja jurnalistik, juga 'nyambi' berbagai profesi mentereng tadi. Tapi yang sangat memprihatinkan, banyak pensiunan jurnalis yang lebih memilih ongkang-ongkang kaki jadi 'pengangguran'. Memilih semata menikmati uang pensiunan setiap bulannya.

Tentu selain orang-orang yang terkena penyakit kronis pada masa tuanya, mereka merasa telah begitu letih tenaga - hati - pikiran selama aktif bekerja, hingga memilih rehat total.

Pada kriteria ketiga itu tulisan ini berfokus: mantan jurnalis yang tak lagi punya baca dan apalagi menulis. Tidak terbebani pekerjaan dan kegiatan lain, tapi tidak menulis dan enggan menyebarluaskan informasi (apapun bentuknya) sebagaimana saat masih aktif sebagai jurnalis.

***

Sekadar ilustrasi, berikut ini beberapa dialog terkait alasan orang meninggalkan dunia tulis-menulis, khususnya terkait dengan profesi sebagai jurnalis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun