Selanjutnya, dari Wangi-Wangi, keduanya masih harus menyeberang ke Tomia menggunakan kapal kecil, sekitar 2 hingga 4 jam, dengan catatan tidak boleh terlambat. Kalau terlambat, harus menggunakan kapal lain dari Lasalimo menuju Wakatobi, dengan lama perjalanan lebih kurang 24 jam.
Di ruang tunggu keberangkatan penumpang, Gendhis dan Eric duduk berdekatan, saling bercanda hingga tertawa lirih, melihat grup tour dengan seragam kaos warna ungu.
"Honey, orang-orang yang memakai seragam ungu itu juga mau menyelam dengan kita?" tanya Eric, dengan wajah polos. Maklum Eric, suami Gendhis adalah warga negara Amerika Serikat.
Gendhis menahan tawa mendengar pertanyaan suaminya. "Itu grup yang mau tour. Mereka menggunakan seragam supaya terlihat kompak kalau difoto," Gendhis menjelaskan.
Eric terdiam beberapa saat, "Hmm, Indonesia memang kaya akan warna, tapi kenapa hanya ungu?" Eric, masih bingung dengan wajah lucu.
"Terserah kamu, hon..." jawab Gendhis tersenyum lebar.
"Hon, semoga angin Selatan sedang tidak terjadi di Wakatobi, jadi kita bisa menyelam, sesuai jadwal," Eric berbicara dengan Gendhis,
"Menurut laporan pihak Pelabuhan, seharusnya sudah berhenti. Kita sudah menyiapkan plan B kalau angin Selatan masih kuat di Wakatobi," jawab Gendhis.
Panggilan untuk penumpang yang akan menuju Makasar sudah terdengar. Sigap, Eric menenteng dua tas ransel, lalu keduanya beriringan memasuki pesawat.
Tidak ada keterlambatan penerbangan, dari transit di Makasar, sampai tiba di Bau-Bau. Keduanya bermalam di Bau-Bau. Gendhis mengorganisir perjalanan mereka sendiri dengan sangat baik, praktis, dan tanpa kehebohan.
Esok harinya pukul 06.00 tepat, Gendhis dan suaminya sudah berada  di lobby hotel, dengan dua koper cukup besar serta tas ransel. Sopir dan mobil yang akan membawa keduanya menuju Pelabuhan Lasalimo juga sudah siap. Pukul 06.05, mobil sudah bergerak menuju Lasalimo. Mereka melewati jalan berkelok, kiri kanan masih tertutup hutan rimbun. Bau-Bau tepatnya masuk wilayah Buton yang terkenal dengan penghasil aspal terbesar di Indonesia. Sesekali Gendhis berbincang tentang kekayaan Indonesia, Kerajaan Buton, serta aspal pada suaminya, lalu mereka tertidur.