Mohon tunggu...
Ahmad Sugeng Riady
Ahmad Sugeng Riady Mohon Tunggu... Penulis - Warga menengah ke bawah

Masyarakat biasa merangkap marbot masjid di pinggiran Kota Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Lagu Daerah Terancam Punah, Benarkah?

17 Juni 2020   08:44 Diperbarui: 17 Juni 2020   08:51 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekilas fenomena seperti ini 'mungkin' lazim ditemui di masyarakat, tidak hanya di Kecamatan Kwandang, Gorontalo Utara. Tapi juga di daerah-daerah lain. Tapi begini, fenomena seperti ini menjadi sinyal bahwa lagu daerah 'mungkin' mengalami kemunduran. Di sisi lain, generasi yang datang lebih awal juga belum tentu tahu, hafal, memaknai, bahkan mengejawantahkan nilai-nilai yang ada di dalam lagu daerah itu. Mungkin sekali dua kali mau menyanyikan lagu daerah ketika ada lomba 17 Agustus. Itu pun kalau ada lomba menyanyi lagu daerah.

Namun problem seperti ini perlu segera mendapat respon. Karena bagaimana pun, keberlangsungan lagu daerah terletak pada generasi yang datang belakangan, seperti Noura, kawan-kawannya, dan semua anak-anak di Indonesia. Saya khawatir (meski agak mustahil juga) lagu daerah tidak ada yang hafal sama sekali. Lagu daerah hanya didengar dan menjadi terasa hambar.

Keberadaan lagu daerah juga tidak bisa dibebankan kepada para seniman, pegiat budaya lokal, dan pihak-pihak berdasi. Lagu daerah juga tidak cukup hanya dimasukkan ke dalam materi sekolah, atau disisipkan di pelajaran Seni Budaya. 

Lagu daerah bukan lagu rendah dan murah. Ya kalau saya boleh mengatakan, lagu daerah ini bisa menjadi petunjuk identitas kolektif masyarakat tertentu. Bisa jadi nadanya sama, tapi lirik dan pemaknaannya dari satu daerah dengan daerah lain tentu berbeda. Apakah hanya karena sekarang lagi musimnya K-Pop, lantas lagu daerah harus mengalah?

Saya pikir tidak. Kalau boleh, lagu daerah dinyanyikan sebelum pelajaran dimulai setiap harinya. Itu pun "kalau boleh".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun