Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Nasib Kelas Menengah Indonesia Terancam Punah, Kok Bisa?

8 Maret 2024   14:24 Diperbarui: 8 Maret 2024   18:26 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Nasib kelas menengah Indonesia berpotensi turun kasta| Ilustrasi gambar : freepik.com/stockking

Ancaman eksistensi kelas menengah terjadi di banyak negara di seluruh dunia. Mulai dari Amerika Serikat hingga Eropa, Amerika Latin, dan Asia Tenggara, kelas menengah menghadapi tantangan serupa dalam beberapa dekade terakhir.

Di Amerika Serikat, meskipun pertumbuhan ekonominya kuat, keuntungan dari pertumbuhannya tidak merata dan sebagian besar terkonsentrasi di tangan segelintir orang kaya. 

Di Eropa, beberapa negara telah melihat penurunan dalam pembentukan kelas menengah yang stabil dan kuat, yang dipengaruhi oleh tingkat pengangguran tinggi, stagnasi ekonomi, dan reformasi kebijakan yang mengurangi perlindungan sosial.

Di Amerika Latin, ketidakstabilan ekonomi dan ketimpangan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan telah menyulitkan upaya untuk memperkuat kelas menengah. 

Sementara itu di Asia Tenggara, meskipun pertumbuhan ekonominya cepat, kesenjangan pendapatan yang semakin besar dan kurangnya kesempatan pendidikan yang setara telah menjadi tantangan bagi kelas menengah disana.

Kelas menengah telah lama dianggap sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi yang stabil dan inklusif di Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kelas menengah Indonesia sedang menghadapi tantangan serius yang mengancam eksistensinya.

Tantangan Kelas Menengah

Dalam beberapa dekade terakhir, kelas menengah Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang mengancam keberlangsungan mereka. Faktor-faktor seperti kenaikan biaya hidup yang tidak proporsional dengan pendapatan, ketidakpastian pekerjaan, dan kesenjangan pendapatan yang semakin besar telah merusak stabilitas ekonomi kelompok kelas menengah.

Data menunjukkan bahwa kenaikan biaya hidup tidak proporsional dengan pendapatan telah menjadi masalah utama bagi kelas menengah di Indonesia. Sebagai contoh, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), biaya pendidikan di Indonesia meningkat rata-rata sebesar 10% per tahun dalam lima tahun terakhir.

Biaya perumahan juga meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi, dengan harga properti di kota-kota besar naik secara signifikan.

Demikian halnya dengan biaya kesehatan yang juga mengalami peningkatan signifikan, membuat akses terhadap layanan kesehatan menjadi lebih sulit bagi banyak keluarga kelas menengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun