Mohon tunggu...
Muhapi Channel
Muhapi Channel Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 22 Jakarta

Saya seorang guru yang hobi berbagi ilmu dan pengalaman, senang menerima tantangan dan mau menerima perubahan ke arah yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berubahlah atau Punah

2 Maret 2024   12:11 Diperbarui: 2 Maret 2024   12:26 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Acerforeducation.id

Berubahlah atau Punah

Sebagai seorang muslim sudah seharusnya mengimani bahwa ucapan Nabi Muhammad SAW. yang disebut juga dengan hadits Rosulullah SAW. sudah pasti terbukti kebenarannya.  Baik dalam jangka waktu dekat maupun di masa yang akan datang. 

Salah satunya adalah sabda Rosulullah SAW. yang artinya "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian". (H.R. Ali Bin Abi Thalib).

Bagi para orang tua dan para pendidikan hadist ini harus menjadi perhatian yang penting.  Agar anak-anak mempunyai kompetensi yang mampu menghadapi tantangan zaman.  Sesuai dengan filosofi pendidikan kurikulum merdeka yang diambil dari pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan harus memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman.

Memperhatikan kodrat alam artinya seorang pendidik harus mengetahui bakat, minat dan lingkungan alam yang ditempati peserta didik.  Peserta didik memiliki bakat, minat dan lingkungan yang berbeda-beda sehingga membutuhkan perlakuan yang berbeda pula.  Sedangkan kodrat zaman adalah  perkembangan zaman yang terus menerus mengalami perubahan, baik itu peradaban maupun teknologi.

Pada masa penjajahan Hindia Belanda, ketika siswa sekolah tuntutannya terbatas hanya diharapkan siswa bisa menulis, membaca dan menghitung.  Karena tujuannya hanya menghasilkan sumber daya manusia yang bisa membantu dalam penyelengaraan pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia.

Pada tahun 1980 an, seorang guru hanya lulusan SPG (Sekolah Pendidikan Guru) setingkat dengan sekolah menengah kejuruan atau SMK.  Kemudian seirang waktu seorang guru SD harus kuliah di jurusan PGSD setingkat dengan D2.  Selanjutanya seorang guru harus lulusan S1 atau sarjana penuh sedangkan dosen yang mengajar mahasiswa S1 harus lulusan S2.

Begitulah perkembangan di dunia pendidikan,  apalagi perkembangan di dunia teknologi informasi, seperti HP dan internet berkembangan sangat pesat, sehingga dunia bisnispun sangat terpengaruh. Dengan berkembang pesatnya IT perdagangan bisa dilakukan lewat dunia maya, melalui toko on line seperti; Matahari, Transmart, Eiger, dan sebagainya.  Selain toko on line marketplace pun menjamur di mana-mana, seperti ; Shopee, Tokopedia, BliBli, Belanjacom, JD.ID, Lazada, Bhineka, OLX, Elevania, dan Bukalapak.  Hal ini yang menyebabkan mall-mall menjadi sepi dari pengunjung.

Perkembangan di dunia IT ini berpengaruh juga terhadap dunia ketenaga kerjaan.  Lapangan pekerjaan semakin sulit karena yang tadinya dikerjakan oleh manusia tapi sekarang dikerjakan oleh mesin atau alat.  Contohnya dulu di setiap pintu masuk jalan Tol ada pekerja yang menjaganya tapi sekarang semua pintu tol tidak ada penjaganya.  Pabrik-pabrik sudah menggunakan mesin atau robot dalam kegiatan produksinya.  Di dunia perdagangan yang tadinya diperlukan banyak karyawan untuk jaga toko sekarang menggunakan toko on line dan marketplace.

Dari fenomena tersebut maka kita dituntut untuk mengajari anak-anak kita untuk mempunyai kompetensi yang sesuai dengan perkembangan zaman.  Oleh sebab itu kurikulum pendidikan juga harus up grade menyesuaikan dengan perkembangan zaman.  Maka kita tidak boleh alergi dengan perubahan, kita harus mau menerima perubahan karena kalau tidak mau berubah maka kita akan punah seperti dinosaurus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun