menemui langit-langit itu. mengingatkanku pada bisul di pantat Maria
seperti mulut-mulut renta yang menganga
tetapi ada yang menarik, titik air keran itu berjatuhan
lalu berdenting menggubah orkestra kuburan
oleh karena itu kasih, tidakkah engkau paham
di hatiku bersemayam sebuah kata dendam
juga di ruang pinggiran hutan batinku
pada norma menjadikan pertumpahan darah
membentur kisi-kisi pantai kebebasan
lalu mengaktifkan schizophrenia
di otak, menyampaikan pada saraf pengindraanku
hitam kotaku sehitam kampung halamanku
seperti mata sayup karena lelah membaca angka-angka digital
yang berderet membentuk barisan
rumus-rumus teknologi di monitor kehidupan, oscilloscope berisik
sekian membuat takut di pembuluh
"apakah kawat yang terhubung kebelahan dunia ini akan memenjarakan diriku diruangan itu seterusnya?"
       Â
Yogyakarta, 2002
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!