Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di antara Batu dan Cahaya

30 Agustus 2025   06:27 Diperbarui: 30 Agustus 2025   06:27 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di antara Batu dan Cahaya

Hidup memang tak selalu datar
Ada tikungan tajam yang menyesatkan pandangan,
Ada tebing yang curam yang menguji keberanian,
Ada pula yang berliku yang panjang melelahkan langkah
Kadang kita terjatuh
Hingga buat air mata tak mampu dibendung
Namun dibalik retakan dan perih yang menyapa
Ada tersimpan pelajaran yang menumbuhkan jiwa

Tantangan hidup tak akan pernah usai
Layaknya ombak yang tidak lelah memukul karang
Ada yang melemahkan semangat
Ada yang mengguncah hingga membuat kita hampir runtuh
Dari semua itu, kita belajar caranya berdiri
Bahwa yang rapuh bisa berakar kuat
Dan dalam gelap menyesakkan
Selalu ada setitik cahaya untuk menemukan sumber kekuatan 

Untuk itu, jalani hidup dengan gembira
Karena senyum sebagai penawar letih
Mampu memikul derita tanpa runtuh
Nikmati hidup dengan tenang
sebab kedamaian tak selalu hadir dari keadaan,
tetapi dari cara kita menerima perjalanan.

Hidup ini bukan ajang perlombaan
Bukan pula arena untuk saling mengalahkan
Tapi perjalanan jiwa
Mengenai bagaimana kita menerima dan bersyukur
Mengenai bagaimana kita tetap berjalan
Meski banyak debu dan kerikil 

Jika hari ini terasa berat
Ingatlah langkah kecil pun tetap bernilai
Dan esok masih menyimpan sejuta harapan
Jika langit tampak gelap
Percayalah masih ada fajar yang menyapa
Jika hatimu lelah
Jedahlah sejenak, jangan menyerah
Sebab hidup bukan mengenai sampai
Tapi mengenai bagaimana kita menikmati tiap proses
Dengan hati yang tulus dan jiwa yang lapang 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun