Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Sekolah Menanam Budi dan Orang Tua Menyiram dengan Hati

15 Agustus 2025   17:35 Diperbarui: 15 Agustus 2025   17:35 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Memindahkan bekas bangunan dengan gotong royong, sumber dopri

Guru hendaknya memberikan keteladanan sebelum menerapkan aturan seperti dapat datang tepat waktu, konsisten dengan aturan sesuai kesepakatan, berbicara yang santun tanpa ada nada menjasmen. Dengan begitu, murid akan lahir motivasi diri untuk belajar disiplin, sopan santun, tanpa lelah kita mengevaluasi. 

Dengan begitu, nilai pengajaran yang semestinya ditanamkan adalah perbaiki kualitas diri terlebih dahulu baru kita bisa imbaskan ke murid kita. Jangan sampai kita hanya bisa menuntut sementara kita tak pernah melakukan koreksi diri. Sebab, Nilai-nilai ini bukan sekadar teori yang diucapkan, tetapi tercermin dalam tindakan nyata yang dilihat murid setiap hari di sekolah atau di luar sekolah.

Tak hanya bentuk komitmen guru untuk memperbaiki kualitas diri, guru mesti memberikan keteladanan budaya sekolah dimulai dari hal sederhana seperti 5S, membantu, antre, dan sebagainya. Meskipun itu hal sederhana tapi dampak tidak sesederhana yang dibayangkan, justru dampaknya besar bagi pembentukan karakter. Dari hal kecil yang dibiasakan maka akan tumbuh karakter menghargai, menghormati, empati pada orang lain sehingga menjadi melekat yang menjadi bagian dari sikap murid.

Selain itu, melalui kegiatan yang disusun sekolah juga turut serta menumbuhkan karakter misalnya club atau ekstrakurikuler. Dengan kegiatan sekolah akan memberikan ruang bagi murid mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga murid akan belajar bagaimana tampil di depan umum, mengambil keputusan, mengatasi dinamika organisasi, berkoordinasi dengan teman, dan sebagainya. Dampak tersebut akan melatih murid mengembangkan rasa percaya diri, membentuk jiwa kepemimpinan dan sekaligus belajar bekerja sama demi tujuan yang sama. Dengan demikian, sekolah ikut serta berperan sebagai pondasi yang membentuk pola pikir dan sikap murid.

Orang Tua sebagai Penyiram melalui Kehangatan Hati

Karakter yang telah disemai oleh sekolah maka memerlukan  perawatan agar karakter tetap terpelihara dan terjaga. Sebab sudah menjadi kewajiban orang selain memberikan kebutuhan hidup, mendukung prestasi akademik, juga untuk memastikan karakter buah hati untuk selalu berkembang dan menguat. Dengan memberikan kasih sayang dan perhatian anak akan merasa aman untuk menjadi dirinya sendiri. Kasih sayang dan perhatian orang tua akan menjadi pondasi anak merasa aman sehingga dapat dukungan untuk mencoba hal baru, mengembangkan potensi yang dimiliki tanpa ada rasa takut dihakimi. Dengan begitu, anak akan tumbuh sosok pribadi penuh percaya diri dan harga diri yang sehat.

Selain kasih sayang dan perhatian, nilai yang penting adalah keteladanan. Sebab, anak akan belajar dari apa yang dilihat daripada apa yang didengarnya. Sudah semestinya kita menjadi sosok untuk menunjukkan kualitas sikap jujur, sopan, empati, peduli, dan lainnya secara nyata di rumah. Sehingga nasihat yang diberikan ke anak akan jauh lebih bermakna dengan perilaku yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk menguatkan karakter diperlukan sinergi tidak hanya dari dunia pendidikan tapi semua pihak terutama keluarga sehingga pendidikan karakter dapat berhasil dan berjalan seirama dengan melakukan bentuk sinergi yang efektif  melalui komunikasi rutin antara sekolah dengan orang tua, mengadakan kegiatan kolaborasi yang melibatkan orang tua. Selain itu itu, ada program pemantauan semacam jurnal penguatan nilai yang telah diajarkan di sekolah sehingga di rumah ikut serta dalam penguatan dan pemantauannya.

Sinergi yang kuat akan memiliki dampak yang signifikan. Sebab murid yang dibesarkan dengan penanaman nilai di sekolah dan didukung dengan penyiraman kasih sayang di rumah akan menumbuhkan kepribadian murid tidak hanya cerdas secara akademik, tapi memiliki karakter empati dan berintegritas sehingga siap mengatasi segala tantangan  kehidupan di depan yang masih abu-abu dengan kekuatan hati dan mental yang kuat. 

Kita tahu bahwa penguatan karakter tak dapat dibangun sehari langsung ada hasil. Tapi dengan tahapan mulai dari hal sederhana seperti penggunaan kata-kata yang penuh makna, keteladanan yang konsisten, dan perhatian yang membangun maka saat sekolah menanam benih budi maka orang tua juga siap menyiram dengan hati agar memiliki sinergi yang sama menyiapkan generasi bukan hanya cerdas tapi juga bijak dalam berperilaku.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun