Ketika persaingan kian tajam
Meski dilumur oleh kata sehat
Namun kesumatlah ujung akhirnya
Serempak tertelan oleh bumi yang sudah tak ramah lagi
Saling berbaku hantam pun teramat sulit dihindari
Kepentingan pribadi mengawak menumbuk
Berbalut nafsu serakah berpuncak pada hegemoni
Kuat menggilas, lemah pun tertindas
Saling berbagi tak lagi ditemui
Di buku harian dan kamus budaya dan peradaban
Pantulan gelap cahaya menyelimuti orkestra kehidupan
Seolah hanya menanti terbang sesaat lagi
Dan, ketimpanganlah yang kian menjadi-jadi
Mengangkangi surga yang hilang
Menguji anak manusia yang masih menggenggam ketulusan
Di tengah-tengah melelehnya adiluhungnya budaya dan peradaban
Bersiaplah!
Tunak dalam taubat dan syukur ...
Sanggupkah?
*****
Kota Malang, Februari  di hari kedua puluh delapan, Dua Ribu Dua Puluh Empat.