Mohon tunggu...
sulastri
sulastri Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuluh Kehutanan Pada Dinas Kehutanan Propinsi Lampung

pribadi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rimbawan Muda, Pengawal Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera

12 Februari 2021   13:37 Diperbarui: 12 Februari 2021   14:05 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama di depan kantor UPTD KPH Gedong Wani

Konflik dengan masyarakat masih berlangsung hingga sekarang karena masih ada masyarakat yang belum mau menerima dan mengakui bahwa rumah dan lahan yang digarap berada pada kawasan KPH. Upaya yang dilakukan oleh KPH untuk menyelesaikan konflik tersebut sangat baik, tidak ada kekerasan yang dilakukan, bahkan desa yang masih belum menerima-pun tetap diperhatikan. Sayangnya, meyakinkan masyarakat memang membutuhkan waktu yang lama, ditambah lagi kepentingan berbagai pihak yang berimbas pada ketidakyakinan masyarakat untuk bergabung dan ingin membebaskan kawasan.

Warga yang memiliki rumah dan lahan dikawasan rata-rata berprofesi sebagai petani mulai dari petani tanaman pangan, hortikultura, dan HHBK. Setelah berkeliling kelima desa PS, diamati masyarakat kurang mengoptimalkan lahan yang dimiliki. Contoh yang didapati adalah salah satu petani di Desa Budi Lestari, petani tersebut menanam banyak pohon karet, mahoni dan sengon dalam satu luasan, namun pohon karet yang dapat disadap ternyata tidak terlalu banyak dan lebih banyak yang tidak dapat mengeluarkan getah. Terdapat pula kelompok tani yang memproduksi jahe instan namun belum diproduksi secara massal dan masih sesuai order. Pengoptimalan produksi HHBK sebenarnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta dapat menjaga kelestarian tegakan karena pohon karet yang menghasilkan getah tidak akan ditebang sehingga tegakan terjaga. Dibutuhkan atensi dan pembekalan lebih intensif untuk masyarakat dalam rangka mengoptimalkan HHBKnya.

Mendengarkan penjelasan tentang kegiatan kelompok oleh Ketua Gapoktan Karya Muda desa Jati Baru
Mendengarkan penjelasan tentang kegiatan kelompok oleh Ketua Gapoktan Karya Muda desa Jati Baru

Nama              : Ilya Fauziah

NIM                : E14180093

Departemen   : Manajemen Hutan

Kegiatan Praktikum Lapang Kehutanan (PLK) dilakukan dengan mengamati berbagai aspek, diantaranya adalah Perlindungan Hutan, Perencanaan Hutan, Pembinaan Hutan, Pemanenan Hutan (Hasil Hutan Bukan Kayu), Konservasi Sumberdaya Alam Hayati, dan Perhutanan Sosial. Pengamatan dilakukan dengan kunjungan dan pengamatan di Gapoktan pada lima  wilayah desa dengan izin Perhutanan Sosial. Gapoktan tersebut diantaranya adalah Gapoktan Karya Muda, Gapoktan Gemah Ripah, Gapoktan pada desa Sri Katon, Gapoktan pada desa Budi Lestari, dan Gapoktan Jati Rukun. Secara umum, kondisi di wilayah UPTD KPH Gedong Wani merupakan Hutan Tanaman Rakyat yang dikelola oleh masyarakat setempat dengan wilayah yang sudah banyak dengan pemukiman serta fasilitas umum. 

Selama melakukan kunjungan serta wawancara, kami mendapatkan berbagai informasi dari aspek yang diamati. Tegakan yang paling banyak dibudidayakan di wilayah UPTD KPH Gedong Wani adalah Paraserianthes falcataria, Swietenia mahagoni, Hevea brasiliensis, dan Acacia mangium. Tegakan-tegakan tersebut dimanfaatkan sebagai sumber mata pencaharian warga setempat dengan mengambil manfaatnya seperti HHBK pada Hevea brasiliensis. Selain itu, untuk memaksimalkan produktivitas lahan, masyarakat setempat juga mengombinasikannya dengan sistem agroforestry dan silvopastura. Namun, pemanfaatan produksi tegakan masih terkendala pada data jumlah kayu yang diproduksi oleh masyarakat. Sehingga kebutuhan terkait data tersebut perlu untuk diketahui karena dapat digunakan oleh petani untuk mengetahui produktivitas kayu yang dihasilkan, sehingga produksi kayu dapat dimaksimalkan dan juga menjadi bahan evaluasi untuk permasalahan produksi tegakan.

Produksi HHBK di wilayah UPTD KPH Gedong Wani juga telah banyak dilakukan, seperti diantaranya adalah penyadapan getah karet dan juga produksi bubuk jahe. Produksi bubuk jahe sudah dilakukan, namun belum dilakukan secara massal. Produk HHBK tersebut dapat menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan bila diolah dan dipasarkan secara intensif dan menjadi produk ciri khas lokal wilayah setempat sehingga pendapatan masyarakat dapat meningkat dengan memanfaatkan HHBK. Pemaksimalan produksi HHBK cukup menjanjikan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat maupun perekonomian setempat disamping pendapatan yang diperoleh melalui hasil tegakan. Selain itu, secara perlahan juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga wilayah hutan dengan manfaat yang diberikan.

Mendengarkan penjelasan dari Ketua Gapoktan Tani Maju Desa Budi Lestari
Mendengarkan penjelasan dari Ketua Gapoktan Tani Maju Desa Budi Lestari

Nama              : Anisa Putri Maulidya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun