Mohon tunggu...
Stephen G. Walangare
Stephen G. Walangare Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kunang-kunang kebenaran di langit malam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peleburan yang Mulus

1 September 2018   23:09 Diperbarui: 1 September 2018   23:43 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memberikan persembahan materi

Persembahan yang dibicarakan bukan sebatas kolekte yang dilakukan dalam ibadah bersama. Kolekte seringkali belum dapat dijadikan ukuran seberapa besar seseorang berkomitmen terhadap gereja lokal. Persembahan yang dimaksud adalah persepuluhan (Kej. 28:22; Im. 27:30; Mat. 23:23), korban syukur (Im. 7:12-15), dan persembahan khusus untuk keperluan tertentu (1Taw. 29:1-9). Kalau umat Allah di masa Perjanjian Lama saja dituntut memberikan sepersepuluh dari penghasilan mereka (Im. 27:30; Mal. 3:10; Mat. 23:23), orang-orang Kristen yang berada dalam masa perjanjian yang lebih hebat (2Kor. 3:1-8) seharusnya memberiken lebih banyak.

Dalam segala hal semua orang percaya perlu membiasakan diri memuliakan Allah melalui harta mereka (Ams. 3:9). Persembahan ini harus dilakukan dengan kemurahhatian (1Taw. 29:14), ketulusan (Mat. 6:2), kasih (1Kor. 13:3), kerelaan dan sukacita (2Kor. 9:7), serta persiapan (1Kor. 16:1-2).

Mengikuti pembinaan doktrin dan pengenalan gereja

Masing-masing gereja memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Ini merupakan bagian penting dari jati diri suatu gereja lokal. Tanpa memahami dan mengadopsi semua ini, seseorang hanya akan menempel, tetapi tidak melebur. Tatkala persoalan dan gesekan akibat dari perbedaan-perbedaan ini mulai muncul, orang itu dengan mudah akan melepaskan diri. Kelas pembinaan doktrin dan pengenalan gereja merupakan strategi jitu untuk menghindari bahaya di atas. Sangat penting bagi setiap anggota untuk mengenali keunikan teologi (ajaran yang dipegang dan ditekankan), sejarah denominasi (asal-usul gereja), sistem pemerintahan (bagaimana keputusan diambil), tradisi (peristiwa atau latar belakang khusus yang turut membentuk gereja seperti sekarang), dan visi (target konkret gereja ke depan).

Menandatangani komitmen keanggotaan

Alkitab mencatat begitu banyak jenis komitmen. Ada yang berupa kesepakatan dalam sebuah perjanjian. Ada yang berbentuk sumpah. Walaupun tujuan dari komitmen ini berlainan, namun semuanya memiliki salah satu elemen yang seragam, yaitu peneguhan melalui tindakan tertentu.

Alkitab menyediakan beberapa contoh tentang perwujudan simbolis sebuah komitmen. Ada yang mendirikan tugu atau batu sebagai peringatan (Kej. 31:47-48). Ada yang meletakkan tangan di pangkal paha (Kej. 24:2-3). Ada pula yang memberikan barang-barang tertentu sebagai bukti (1Sam. 18:3-4). Intinya, sebuah komitmen perlu diteguhkan.

Dalam kaitan dengan keanggotaan gereja, salah satu bentuk peneguhan itu adalah penandatanganan komitmen untuk menjadi anggota yang bersungguh-sungguh mengikatkan diri dan berjuang demi Kerajaan Allah melalui gereja setempat. Sepuluh persyaratan yang diterangkan di bagian ini dapat dimasukkan sebagai poin-poin kesepakatan. Beberapa hal lain dapat ditambahkan, misalnya ketundukan pada pemimpin, dsb.

Mengikuti sakramen perjamuan kudus

Sesuai dengan ucapan Tuhan Yesus di perjamuan terakhir, sakramen perjamuan kudus merupakan peringatan terhadap perjanjian yang baru melalui korban Kristus di atas kayu salib (Luk. 22:20; 1Kor. 11:25). Gereja adalah umat perjanjian, yang dipersatukan dengan Allah maupun sesama orang percaya melalui karya penebusan Kristus. Jika sakramen merupakan salah satu wujud kesatuan umat perjanjian, sudah sewajarnya apabila umat perjanjian di gereja lokal tertentu mengungkapkan hal tersebut secara bersama-sama melalui sakramen perjamuan kudus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun