Mohon tunggu...
Stephen G. Walangare
Stephen G. Walangare Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kunang-kunang kebenaran di langit malam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peleburan yang Mulus

1 September 2018   23:09 Diperbarui: 1 September 2018   23:43 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan Yesus mengajarkan bahwa prosedur disiplin gereja adalah sebagai berikut: peneguran empat mata, pemanggilan saksi-saksi, dan pemberitahuan kepada jemaat (Mat. 18:15-17). Istilah "jemaat" di sini pasti bukan semua gereja tanpa batasan tempat. Ini merujuk pada gereja lokal di mana orang yang bersalah biasanya beribadah.

Hukuman yang diambil dalam disiplin gerejawi juga mengukuhkan hal ini (1Kor. 5:1-13). Pengucilan terhadap jemaat yang didisiplin (ayat 4-5, 12-13) pasti sukar untuk dipraktikkan apabila tidak ada komunitas yang terbatas. Jika seseorang tidak termasuk dalam sebuah komunitas, bagaimana pemimpin dan seluruh jemaat di tempat itu berhak "mengeluarkan" orang itu?

Pola relasi antar jemaat dalam Alkitab menuntut sebuah komunitas yang terbatas

Gereja adalah tubuh Kristus (1Kor. 12:12-31; Ef. 4:7-16; Kol. 3:15). Masing-masing anggota saling terkait dan membutuhkan demi pertumbuhan bersama. Masing-masing jemaat menggunakan talenta mereka untuk kepentingan bersama (1Kor. 12:7-11). Dalam pertemuan-pertemuan ibadah, mereka saling memperhatikan, mendorong, dan menasihati (Ibr. 10:24-25).

Relasi seperti di atas tidak mungkin terbentuk apabila jemaat tidak saling mengenal. Siapa yang berani menasihati orang asing? Siapa yang gegabah mendorong dan menasihati orang lain tanpa mengetahui persoalan yang dihadapi orang itu? Siapa yang bisa mengalami keintiman seperti tubuh kecuali setiap anggota menempel pada tubuh yang sama? Bagaimana seseorang dapat mengetahui posisinya yang spesifik dalam sebuah tubuh Kristus (entah sebagai kaki, tangan, telinga, dsb) kecuali dia mengenal dengan baik komunitas yang ada?

Pandangan populer

Upaya menegakkan keanggotaan gereja seringkali sukar dilakukan. Semangat dunia tampaknya bertabrakan dengan kebenaran firman Tuhan. Banyak gereja terpaksa mengikuti pandangan populer yang ada.

Paling tidak, ada tiga kendala bagi proses peleburan yang benar. Pertama, semangat zaman yang anti komitmen. Semangat dunia yang mengagungkan otonomi dan individualitas menyebabkan banyak orang tidak mau berkomitmen pada sesuatu. Misalnya, banyak orang menikmati relasi lawan jenis tanpa ikatan komitmen yang serius.

Celakanya, hal yang sama juga menimpa gereja. Sebagian jemaat sengaja menghindari komitmen supaya tidak merepotkan diri sendiri. Sebuah kekuatan asing yang merusak tampaknya sedang merangsek ke dalam gereja. Diperlukan kewaspadaan dan kesigapan untuk menghadapinya (Rm. 12:2; 1Kor. 15:33).

Kedua, kekristenan yang naif teologi. Gejala anti-denominasi merebak di beberapa kalangan. Banyak orang menginginkan gereja yang tanpa tembok. Oikumene menjadi kata kunci yang terkesan sangat rohani. Semua pandangan diterima. Ini adalah naif. Ini lahir dari ketidaktahuan dan ketidakkonsistenan. Hampir semua komunitas oikumene akhirnya terjebak pada warna teologi atau corak ibadah tertentu. Tidak ada yang benar-benar netral.

Gereja yang tidak mengenal batasan adalah gereja secara universal, di mana Kristus sebagai Kepala Gereja (Ef. 1:22; Kol. 1:18). Siapa saja yang berseru kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan termasuk ke dalam anggotanya (1Kor. 1:2).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun