*****
Bukan karena Oma Ani waktunya lebih banyak dari kita. Kita semua punya waktu yang sama. Yang membedakan bahwa Oma Ani dapat menggunakan waktunya bagi keluarga dan persekutuan secara disiplin sesuai prioritasnya. Beliau patut diingat sebagai pemimpin rohani tidak hanya bagi keluarga yang mengasihi tetapi juga dalam persekutuan di mana beliau mau terlibat penuh dan dengan sukacita.
*****
Anugrah kehidupan digunakan Oma Ani untuk memperlihatkan kasihnya kepada Allah di tengah jemaat Tuhan. Mengambil peran sebagai orang tua yang terus mengasihi anak-anaknya, memberkati semua cucu dan menolong warga jemaat memuji Tuhan. Pujian selalu menjadi cara Tuhan memberkati hidup kita.
*****
Kedua, Perhatikan akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka. Bersyukur bahwa monumen  hidup (tugu:orang Batak) Oma Ani masih beserta kita.
Hidupnya untuk kemuliaan Allah dan patut kita mencontoh; meniru yang baik. Dalam surat 3 Yohanes 1:11 disebut hal apa yang harus ditiru: Â Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah.
*****
Meniru yang baik bukan hanya dalam kata-kata tetapi juga dalam perbuatan. Barang-barang tiruan hanya sekilas saja sama tampilannya namun kualitasnya beda jauh.
Apa yang bisa kita tiru dari Oma Ani bahwa beliau dan keluarga meyakini bahwa usia 80 tahun adalah kemurahan Tuhan. Bersyukur bersama keluarga dan saudara-saudara seiman.
Berbagi sukacita dan berkat rohani atas kebaikan Tuhan yang melimpah. Kerendahan hati dan rohnya yang bersemangat melayani dengan kekuatan yang Tuhan anugerahkan. Jangan sampai yang muda-muda kalah semangat melayani dan bersekutu karena tidak punya teladan.
*****