"Tidak ada yang bisa keluar hidup-hidup dari sini!" Suara Delia menggema di seluruh ruangan ber-AC itu. Seketika semua terduduk ketakutan. Kini tampkanya Delia tidak main-main dengan kata-katanya.
"Ampuni teman-temanmu Delia!" Grace yang kini telah bangkit membujuk Delia.
"Kali ini, tidak akan kuampuni, kalian manusia serakah, tidak pernah bisa diam, diberi keheningan kalian malah membuat keributan! Di mana-mana selalu buat keributan! Kalian harus mati sekarang!" Suara Delia berubah jadi lebih berat dari biasanya.
Semua orang tahu kalau Delia sedang dikuasai roh jahat. Mereka ketakutan, semua berdoa menurut kepercayaan mereka masing-masing!
"Kau!" Delia menunjuk ke seorang mahasiswa. "Tujuanmu ke sini bukan mau membaca kan? Kau hanya mau bermesraan dengan kekasihmu yang polos itu kan?"Â
Kekasihnya melirik pada mahasiswa yang ditunjuk Delia dari atas. Dipukulnya kekasihnya itu.
"Kau, kau ke sini supaya dilihat rajin baca kan?" Delia menunjuk pada seorang mahasiswi berkacamata tebal.Â
"Kau mau dianggap pintar ya?" Delia melotot pada mahasiswi itu.
"Ti..tidak!" wanita muda itu ingin membela diri.
"Penipu pula kau! Lengkap sudah dosa-dosamu, matilah kau!" Delia teriak, suaranya seperti petir yang meyambar di siang bolong.Â
Wanita muda itu ketakutan dan menutup telinganya.