Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Disabilitas Memiliki Hak untuk Mengajukan Kredit ke Bank? Berikut Pengalaman Saya

14 Desember 2021   20:03 Diperbarui: 16 Desember 2021   20:02 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur Jatim Khofifah itu Parawansa pada acara HDI di Madiun, foto drg. T Wahyu

"Saya perhatikan pidatonya Gubernur Jatim di acara Hari Disabilitas Internasional masih sebuah wacana. Namun, jika pemimpin yang berbicara, langsung ada perintah ke kami. Selama ini belum ada, jadi bentuk kerja sama Bank Jatim dengan Dinsos masih belum tahu," terang teman saya.

"Nanti deh kalau papahnya Lala mau, saya cari tahu ke bagiannya. Kebetulan saya ditugaskan bagian kesehatan di Dinsos," ujarnya lagi sebagai penutup obrolan.

Dari sini saya baru sadar, ternyata dia mengira saya lagi berjuang untuk pinjaman. Namun, jika teman-teman disabilitas tertarik untuk mengajukan kredit mikro, silakan hubungi Dinsos atau Bank Jatim setempat dengan syarat-syarat umum seperti di atas.

Mengapa saya tidak tertarik mengajukan pinjaman

Ketika saya masih usaha toko besi, setiap hari selalu ada pihak bank yang menawarkan kredit tanpa syarat ribet. Bagi sebagian pengusaha mungkin menggiurkan, tetapi bagi saya tidak. Bukan tidak membutuhkan dana atau merasa jadi pengusaha sukses. Kalau untuk pengusaha uang itu berputar, slogannya "Pengusaha itu tidak punya uang, tetapi punya barang".

Saya tidak setuju dengan ungkapan "Pengusaha itu tidak punya uang, tetapi punya barang". Dari situlah saya mulai membuktikan pengusaha itu harus punya uang dan barang. Ini menjadi salah satu alasan saya tidak meminjam uang untuk usaha atau kebutuhan lainnya.

Baca juga Fasilitas Umum Belum Ramah Disabilitas

Alasan kedua tidak ajukan kredit karena suami penyandang disabilitas. Kita tahu disabilitas identik dengan tak berdaya, saya dan suami mengubur itu. 

Awal pernikahan, kami ingin membuka usaha toko, modal pun tak ada. Kalau untuk meminjam ke bank, kami punya sertifikat tanah untuk jaminan. 

"Jangan pinjam ke bank, kita harus berpikir dari mana bayarnya!" kata saya saat itu.

Untuk mengajukan pinjaman, kita juga harus berpikir mengembalikannya, ketika merasa tidak sanggup, saya lebih memilih menunda keinginan. 

Pada saat tabungan sudah cukup, kami hendak mengambilnya untuk usaha buka toko, tetapi, pihak bank menyarankan untuk mengajukan kredit mikro dengan jaminan deposito itu. Kami nurut, karena berpikir mampu mencicil dari gaji suami.

Ternyata pikiran saya meleset, sisa gaji tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Selama enam bulan, saya harus menekan pengeluaran penting. Melunasinya dari deposito, pihak bank tidak meloloskan. Benar-benar ruwet keuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun