Rata-rata, selama 15 menit percakapan, gadis-gadis itu terlibat dalam 36 episode gosip yang melibatkan 25 orang yang berbeda. Mereka berkomentar:
"Dia pikir dia seperti itu karena dia hebat!"
"Dia dan teman-temannya, mereka hanya mengolok-olok saya."
"Dia lucu. Aku suka dia."
Dari hasil penelitian tersebut, lebih dari setengah komentar hanya melibatkan berbagi informasi. Seperempat lainnya untuk hiburan yang mengundang gelak tawa. Tujuh persen lainnya hanya melukai status sosial temannya.
Apakah gosip di kalangan remaja ada manfaatnya?
Seperti yang telah disebutkan, gosip sebagian besar tidak berarti. Namun, kita juga tidak bisa melarang anak-anak untuk tidak bergosip.Â
Sebagai orang tua hanya perlu mengingatkan anak-anak, jika bergosip ambil sisi baiknya saja supaya bermanfaat.
Eileen Kennedy-Moore PhD, seorang psikolog klinis yang berbasis di Princeton, mengatakan bahwa gosip ada juga dampak baiknya bagi anak-anak.
Pertama, menambah informasi
Ketika anak-anak bergosip, biasanya ada sedikit informasi yang diberikan oleh temannya, misalnya, referensi buku bacaan, pakaian atau lainnya.Â
Dari informasi itu dapat berguna untuk menjelajahi media sosial juga. Tentu kita juga harus mengawasi penggunaan media sosial pada anak-anak.