Sampai disini, ia berjalan dengan gontaiÂ
Tangannya melambai-lambaiÂ
Berjalan menyusuri kota yang katanya tempat orang pandaiÂ
Isi botol sudah habis, ia bingung dimana harus mengisinyaÂ
Sementara sudut kota sudah tak lagi bersahabatÂ
Sementara setiap pergerakan semakin melambatÂ
Setiap nadinya kini sudah berganti dengan jarum yang menyumbatÂ
Ia tersadar untuk menyambungkan nadinya yang akan putus ditarik oleh Siang yang bisu dan malam yang bungkamÂ
Ia sayat nadi disambungkan dengan nadi manusia yang tak sadar diriÂ
Menggantungkan tangan kanannya pada tangan yang lainnya di pusat kotaÂ
Bahan tontonan para manusia yang butuh lelucon dan canda tawa belakaÂ