Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Narasi Sri Patmi: Keramat Mulut Hati

23 Desember 2020   18:20 Diperbarui: 23 Desember 2020   18:41 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Batu kali sudah ada dihadapanku saat ini. Tidak terlihat jelas bentuknya. Ehhh... Debu yang ada di dahimu sudah membentuk sedimen batu. Hahahhaa.. aku tertawa terbahak-bahak, mengapa keningmu semakin melebar. Kerasukan setan mana sih? Ada suara diatas tenggorokanmu. Seperti menghimpit kedua rongganya hingga sempit. 

Aku sama sekali tidak panik, kau sedang bersenda gurau. Sesaat setelah itu, busanya keluar dari mulut hati yang menganga. Bunga-bunga bermekaran diantara busa yang beterbangan. Katupnya terbuka dan tertutup. Ada rasa kantuk keluar dari mulutmu. Kau menguap, keluar tapi tidak ada uap mendidihnya. Hanya angin dan bunga-bunga beterbangan.

Pria ini kesurupan setan.

Bergidik bulu kudukku. Aku berlari sekuat tenaga. Dihampiri ribuan tanya dimakan usia. Kembali ke tempat ini kau masih dalam kondisi sama. Rambutku telah memutih menjadi uban. Walah... Sudah ribuan kalender matahari kita saling menanti. Tempat ini penuh dengan bunga. Dikunjungi sebagai tempat keramat. Ditaburi banyak bunga, meminta wangsit. Hayo lho! Bakalan dicap sebagai berhala. Melenceng dari sesuatu yang lurus. Masih hidup tapi dikeramatkan. Dihimpit ribuan batu.

Teriakmu diatas mulut hati yang menganga

"Tolong... Aku butuh oksigen... "

Salam,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun