Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ingin Ketemu Presiden

17 September 2021   14:15 Diperbarui: 17 September 2021   16:44 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesudah cerai, beli rumah baru. Beriklan lagi mencari siapa yang pingin punya istri. Belilah rumah sekaligus pemiliknya. Begitu terus hingga menjadi kaya raya. 

Nonik wajahnya cantik. Sudah punya rumah walaupun belum lunas kredit. Punya posisi bagus di perusahaan kosmetik. Kalau bikin iklan pasti banyak yang tertarik. 

Namun Nonik kembali berpikir. Mau kaya kok pakai cara begitu. Apa hidupnya dijamin bahagia? 

Kalau pingin bahagia kan tidak harus kaya. Cukup mensyukuri apa yang sudah ada. 

Nonik sendiri bukan cewek yang pilih pilih. Cowok tampang biasa tidak mengapa. Yang penting jujur apa adanya. 

Hanya sekarang susah cari cowok seperti itu. Entah mengapa banyak yang ditemuinya suka sok sok an. Apa karena Nonik yang cantik? Cowok yang mendekati suka belagu agar dia tertarik? 

Ah, kadang kecantikan malahan jadi beban yang merugikan. Jomblonya Nonik jadi kelamaan

Pikiran Nonik jadi tambah ruwet. Setiap Minggu Ibu minta video call. Pertanyaannya sama; Sudah punya pacar? Kapan nikah? Hadeuh.. 

Malam tadi Nonik melihat berita di TV. Pak Suroto dari Blitar diundang ke istana bertemu Presiden Jokowi. Hanya karena protes harga jagung kemahalan, banyak peternakan kesulitan. 

Pak Jokowi memang presiden unik. Bila ada masyakat mengkritik, memprotes sampai mendemo malah seringkali diundang ke istana. 

Tiba tiba Nonik punya ide gila. Dia pingin protes membentangkan poster. Minta Pak Jokowi bikin kebijakan agar para Jomblo diberi kelonggaran selama PPKM. Entah nanti apa isi kebijakannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun