Nonik sedang kesal, tiap kali Ibunya video call, selalu menanyakan hal yang sama,Â
"Nik, sudah dapat belum pacarnya? Kapan kamu nikahnya? "
" Ya belumlah Bu. Baru seminggu yang lalu Ibu nanya. Milih pacar kan gak gampang Bu" Itu selalu jawaban Nonik
Dulu pertanyaannya hanya setahun sekali, tiap Nonik pulang kampung. Tetapi lama lama kian sering, 3 bulan sekali. Akhir akhir ini menjadi seminggu sekali.Â
Alasannya selalu sama. Bapak ibu sudah tua pingin nimang cucu. Nonik anak satu satunya. Kamu umurnya hampir 30 tahun.
Nonik memang masih jomblo. Bukannya dia tidak usaha, tapi selama PPKM ini kan susah sekali dapat kenalan baru. Dia sekarang WFH gak bisa kemana mana. Kalau sempat keluar, harus pake masker, orang tidak bisa melihat kecantikannya. Mau ke kafe dan mall belum pada buka. Kalau sudah buka, rame sedikit kena operasi satpol PP.Â
Sebenarnya banyak teman yang sudah mencomblangi. Bikin blind date, kencan buta. Tapi belum ada yang cocok. Kadang tampangnya, tetapi lebih sering kelakuannya. Yang suka gombal, sok kaya sok royal, adapula yang agak genit. Cowok yang pelit juga ada, pura pura gak punya uang cash, pura pura dompet ketinggalan. Ujung ujungnya Nonik yang bayarin. Kencan gak bikin hepi malah jadi keki.Â
Nonik pernah kepikiran, bagaimana kalau bikin iklan saja. Seperti yang dulu pernah ada, beli rumah bonus pemiliknya. Harga rumahnya dibikin mahal selangit.Â
Enak juga kalau laku. Orang yang nawar pastinya kaya. Tidak peduli jadi istri ke berapa, yang penting dapat uangnya. Kalau gak cocok tinggal minta cerai saja.Â
Itu rumah bisa jadi harta gono gininya. Uang yang sudah ditangan jadi uang istri, tidak boleh masuk harta gono gini.Â