Mohon tunggu...
Sri Handoko Sakti
Sri Handoko Sakti Mohon Tunggu... DOSEN

HOBY MUSIC, MEMBACA , HIKING

Selanjutnya

Tutup

Horor

Serial Rumah Sakit Episode 14 : Misteri Kolektor Gigi Yang Terungkap

25 September 2025   06:10 Diperbarui: 25 September 2025   08:07 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.badgersbakery.com/products/tooth-beads-halloween-doll-props-miniature-teeth-for-bjd-vampire-fangs

Sebuah jeritan memekakkan telinga, penakit penderitaan dan kemarahan murni, memenuhi ruangan. Arwah van der Berg berasap dan mendesis, seperti es yang dilempar ke api. Wujudnya yang bayang-bayang menguap dan terdistorsi, tercerai-berai oleh cairan yang secara spiritual 'mengotori' esensinya. Jeritannya melengking tinggi, lalu melemah menjadi erangan kesakitan yang putus asa sebelum akhirnya sirna sama sekali, meninggalkan kesunyian yang tiba-tiba dan bau ozon yang menyengat.

Dr. Wulan menjerit kesakitan yang sama, seperti ikatan yang memutuskan dengan keras. Dia menjatuhkan alat pencabut giginya dan menjambak rambutnya sendiri, tubuhnya menggigil hebat. "Tidak! TIDAK! GURUKU! KOLEKSIKU! SEMUANYA HANCUR!" Dia terhuyung-huyung, pandangannya kosong, sekarang hanya seorang wanita yang hancur dan tidak waras, menggumamkan kata-kata yang tidak jelas tentang gigi yang sempurna dan kegagalan.

Pada saat itulah, dengan suara pintu besi yang dibobol, Detektif Joni dan unit SWAT berhasil menerobos masuk. Lampu sorot mereka menyinari kekacauan yang mengerikan itu. Mereka dengan cepat melumpuhkan dan memborgol Dr. Wulan yang masih histeris, tangisannya bergema di ruang penyiksaan yang kini sunyi.

Tari hanya bisa memeluk Raka erat-erat, tak pernah ingin melepaskannya lagi, sementara Aldo bersandar di dinding, menarik napas dalam-dalam, menatap toples yang pecah dan sisa-sisa teror yang baru saja mereka kalahkan.

Epilog: (Tetap sama, tetapi sekarang lebih bermakna setelah adegan yang lebih intens)

RS Anak Bahagia ditutup selamanya. Dr. Wulan dinyatakan tidak waras dan dikirim ke rumah sakit jiwa berpenjagaan maksimal. Dia terus menggumamkan tentang gigi yang sempurna dan gurunya dari masa lalu, terjebak selamanya dalam mimpi buruk yang dia ciptakan sendiri.

Anak-anak yang hilang, termasuk Raka, ditemukan dalam keadaan syok dan kehilangan semua gigi susunya, sebuah pengalaman traumatis yang meninggalkan luka yang tak terlihat. Butuh waktu lama dan terapi intensif untuk mereka pulih secara mental.

Di taman bekas RS, sebuah monumen kecil dan sederhana didirikan untuk mengenang korban-korban eksperimen Dr. van der Berg dan Dr. Wulan. Aldo dan Tari sering mengunjunginya, bersama Raka yang perlahan-lahan kembali ceria, meski kadang masih terbangun malam hari karena mimpi buruk tentang permen gigi dan seorang wanita berkacamata.

Dan di malam-malam tertentu, warga sekitar kadang masih melaporkan melihat bayangan-bayangan kecil anak-anak berkumpul dan bermain lompat tali di bekas lokasi RS, seolah-olah masih terikat pada tempat di mana masa kecil dan senyum mereka dicuri oleh seorang kolektor yang obsesif, dari dua zaman yang berbeda. Mereka tidak jahat, mereka hanya... terjebak, menunggu untuk ditemukan dan akhirnya dibawa pulang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun