DR. ARGA: "Kamu Jangan bicara omong kosong. Pasien itu kan sudah koma selama 10 tahun tak mungkin..."
RIDWAN: (Tiba-tiba muncul di pintu) "Dokter, lebih baik Anda lihat ini."
Ridwan (50 tahun) adalah penjaga malam yang telah bekerja hampir 30 tahun di rumah sakit tersebut. Dia lah yang sudah banyak  tahu terlalu banyak berbagai Sejarah dan peristiwa di rumah sakit tersebut. Dr. Arga segera ikut berjalan di belakan badan besar Ridwan yang memenuhi pintu. Bau tembakau dan keringat menyertainya. Di tangannya ada monitor CCTV yang menunjukkan lorong kamar operasi lama.
DI LAYAR: Tertangkap sebuah bayangan hitam tinggi kurus berjalan melintas di depan kamera. Jas labnya terlihat berkibar meski tak ada angin. Ridwan terkaget dan menoleh memandan Dr. Arga.
DR. ARGA: (Cuma tersenyum sinis) "Itu hanya permainan cahaya."
RIDWAN: (Suara serak) "Lima penjaga sebelum saya menurut cerita banyak yang hilang di lorong itu, Dok. Tahun 1998, penjaga terakhir yang ditemukan... tubuhnya terbaring di meja operasi, dengan jahitan berbentuk huruf 'V' di dadanya."
Dian Surya (30 tahun) seorang peneliti yang terlalu Penasaran di ruang arsip bawah tanah, Dian menyeka debu tebal dari map kuning. Kacamata bulatnya memantulkan cahaya lampu emergency yang merah.
DIAN: (Membaca catatan usang) "Dr. Hendrik Van Der Licht, kepala bedah 1938-1945. Spesialisasi: eksperimen pada anak-anak pribumi.'"
Jarinya membalik halaman yang robek.
Tiba-tiba.....
Foto hitam putih jatuh. Sebuah gambar mengerikan: