Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai literasi

Seorang ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita tentang Sebuah Rasa

16 Agustus 2022   15:10 Diperbarui: 16 Agustus 2022   15:20 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahu kah dia bahwa aku akan pergi untuk menghindarinya, membuang jauh -- jauh "rasa indah" ku padanya? Aku sangat berharap bahwa jarak dan samudra akan membuang rasa gila ini

Surat resign ku di tahan seminggu di meja nya

Akhirnya aku putuskan menghadap lagi, mengambil surat resign untuk saya serahkan langsung ke bagian personalia.

Bulan Juli tahun lalu adalah bulan terakhir aku meninggalkan tempat kerjaku, menginggalkan indahnya masa -- masa bekerja dengan nya selama 10 bulan, meninggalkan semua suka duka yang pernah aku rasanya di sana. Dua belas tahun adalah waktu yang lumayan lama aku mengabdikan diriku di sana. 

Sebuah keputusan kedua yang sangat berat dalam hidupku. Karena keberhasilan maupun kegagalan yang bakal aku hadapi pun akan sangat berpengaruh pada anak -- anakku. Keputusan kedua yang aku ambil dengan niat sangat mulia "meninggalkan dan melupakan rasa indah yang bukan hak aku"

Tuhan, dosakah aku memiliki rasa indah atas yang lain di usia perkawinanku yang hampir dua puluh tahun? Maafkan aku. Biarpun aku tidak pernah melakukan apa -- apa

Kami berangkat ke Phnom Penh akhir Juli dan menempati sebuah rumah sewaan 4 lantai. Rencananya akan mendirikan pabrik noodle dan untuk sementara rumah akan di jadikan kantor juga.

Saya sangat bersyukur Tuhan, semua berjalan baik -- baik saja. Meskipun jauh dari kata sempurna. Dibandingkan aku kerja di Jakarta, aku sdh punya mobil, motor dan rumah. Penghasilan ya cukup lah buat hari -- hari. Kadang ada juga bisnis sampingan yang lumayan menurut ukuran aku. Di sini aku hanya dapat gaji dan malah masih punya hutang di perusahaan untuk biaya sekolah dan pindahan.

Perlahan aku batasi komunikasi dengan harapan utama aku bisa mengilangkan "rasa indah" kepadanya.

Biarpun kami tidak pernah berbuat atau bercakap ttg hal itu, rasa indah di hati ku adalah beban berat yang aku alami.

Dua setengah bulan berlalu dengan linangan air mata, pekerjaan belum jelas, anak -- anak adaptasi dengan lingkungan baru budaya dan bahasa baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun