Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai literasi

Seorang ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita tentang Sebuah Rasa

16 Agustus 2022   15:10 Diperbarui: 16 Agustus 2022   15:20 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa itu mendesak desak dadaku dan memenuhi ruang di hatiku. Rasa indah itu bertengger dengan sombongnya mengalahkan akal sehat dan logikaku. 

Sangat konyol memang, bagaimana mungkin pertahanan yang begitu kokok selama puluhan tahun akan runtuh hanya dengan beberapa bulan saja. "oh Tuhan kenapa Kau kirimkan mahluk yang begitu sempurna dan begitu mengerti aku"

Siapakah sebenarnya mahluk ini Tuhan, mengapa dia harus ada, mengapa aku harus bertemu, mengapa harus ada rasa lain kepadanya? Berjuta -- juta pertanyaan bergelayut dalam kepalaku. 

Betapa aku sangat bodoh. Sungguh besar dosa yang sudah aku perbuat Tuhan, sehingga Engkau memberikan "rasa indah" ini sebagai hukuman berat dalam hidupku.

Siang malam aku berdoa agar dihilangkan rasa itu. Senyumnya, konyolnya, bijaksananya semua seakan begitu sempurna di mataku. Sementara aku sudah tak lagi belia, sudah hampir 50 tahun. 

Tuhan, aku malu padaMu Tuhan. Utusan penjemputMu satu-persatu sudah menghapiriku. Helai demi helai rambut putih datang, hari demi hari keriput di tubuh pun tiba. Adalah semua itu tanda -- tanda utusan penjemputMu Tuhan. Aku tahu, aku paham betul.

Semua yang aku lakukan untuk melupakan dan menghilangkan "rasa indah"  itu sia -- sia

"Rasa bodoh apa ini" aku mulai memaki diriku sendiri

Akhirnya aku putuskan "menutup aurat"

Ya, aku mulai berhijab January 2015, aku berharap agar dengan begitu aku akan bisa menjaga hatiku. Menutup hatiku atas hal -- hal konyol ini. Aku pun tidak pernah tau dan tidak penting untuk dipertanyakan apakah dia merasakan hal yang sama "suka aku kah dia?"

No never, aku tak akan bertanya hal itu karena tujuanku adalah bagaimana agar rasa ini hilang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun