Mohon tunggu...
Spaceworks Incubatorium
Spaceworks Incubatorium Mohon Tunggu...

Spaceworks Incubatorium: Architecture, urbanism, and various other nonsensical matters - www.spcwrks.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gunung yang Dicuri

12 Februari 2016   14:20 Diperbarui: 12 Februari 2016   14:58 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika pergi ke Bogor lewat jalan Tol, begitu keluar tol, berbeloklah ke arah kiri ke jalan Pajajaran. Lihatlah ke seberang jalan di arah kanan, setelah melewati Masjid Raya Bogor, maka akan terlihat berderet-deret ruko, showroom mobil, restoran, dan berbagai macam bangunan lainnya. Masing-masing berketinggian dua hingga tiga lantai, terus demikian hampir tanpa henti hingga mencapai jembatan beberapa ratus meter sebelum jalan mengarah ke Tajur.

Warga kota Bogor mungkin sekarang telah lupa bahwa di balik ruko dan showroom dan restoran tersebut terdapat lebak, lembah besar yang membentang jauh hampir tak terputus ke arah selatan, hingga ke kaki gunung Salak, yang ketika disirami sinar matahari sore sungguh indah sekali wujudnya.

***

Gunung yang sama, dengan sudut pandang yang tidak kalah dramatisnya seharusnya bisa dilihat dari sebuah belokkan jalan; di ujung jalan Ir. H. Juanda sebelum berbelok ke arah jalan Suryakencana.

Di tempat ini dulu berdiri sebuah pasar yang terbengkalai selama bertahun-tahun lamanya, namanya Pasar Ramayana. Bagian belakangnya, di daerah yang dikenal dengan sebutan Empang, digunakan untuk memperdagangkan berbagai macam burung peliharaan, sehingga disebut sebagai Pasar Burung.

Sudah beberapa lama pasar ini dibongkar diratakan dengan tanah, dan tepat di atasnya dibangunlah sebuah bangunan lain yang lebih menjulang tinggi lagi, lebih masif, lebih modern, dan tentunya lebih besar; namanya Bogor Trade Mall.

Dalam jeda waktu yang singkat sesudah Pasar Ramayana dibongkar habis dan Bogor Trade Mall dibangun, dari jalan Ir. H. Juanda menampaklah apa yang biasanya tak tampak jelas, apa yang biasanya tertutupi oleh bangunan pasar: gunung Salak seutuh-utuhnya, dengan punggungannya yang sangat lebar, dengan lereng-lerengnya, dengan jurang-jurangnya, dengan pohon-pohonnya yang dari jauh tampak bagai butiran-butiran pasir. Pemandangan itu dibingkai oleh ruko-ruko tua setinggi dua lantai yang ramah, yang melipir pinggiran jalan hingga ke arah Empang.

 

Waktu itu, kota Bogor seakan tiba-tiba memiliki suatu jendela baru yang terbuka luas dan lebar, menghadirkan kesegaran dan kesejukkan. Bahkan niscaya para pengguna jalan yang melintasi sepotong jalan itu bisa bernafas dengan sedikit lebih lega karena diperhadapkan dengan pemandangan yang demikian indah.

Tetapi jendela tersebut memang terbuka dengan sangat singkat. Tidak lama sesudahnya pasar telah digantikan oleh mall yang menutup lebih rapat lagi.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun