Mohon tunggu...
Sovia Margaretta Asi Simbolon
Sovia Margaretta Asi Simbolon Mohon Tunggu... Guru - Senang membaca dan berbagi ilmu

Berdiskusi kepada Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kekasihku Sahabat Mantanku

25 Februari 2017   17:56 Diperbarui: 27 Februari 2017   06:01 2095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
#ValentineDiFiksiana

Aku pun menurut. Bahagianya hatiku saat dia mengantarku. Tak sadar hatiku yang kering selama satu tahun bersemi lagi.

Di kos, aku kembali berkhayal tentangnya. Aku berdoa agar Tuhan bersamaku saat bersama dia. Saat bergegas ke sekolah, aku terperanjat karena Dokter Tio berdiri di didepan kosku. Matanya terkejut saat melihatku memakai seragam PNS. Dia bingung, dan aku juga salah tingkah, bingung mau jelaskannya.

“Sebenarnya pekerjaanmu apa?” tanyanya meminta penjelasan. Aku pun menjelaskan semuanya. Akhirnya dia tahu tentang keadaanku yang sebenarnya.

"Maafkan saya ya,Dok”. Kataku memelas.

“Saya juga sebenarnya curiga melihat sikap kamu, tapi saya sudah lega ternyata gadis yang ingin kutembak adalah pembantuku alias guru? Bagaimana? Menerimaku?

“Ya Dok". Jawabku malu-malu.


"Jangan panggil dokter, tapi panggil sayang”.

“Ya, sayang”, balasku agak malu-malu. Setiap hari dia mengantarku.  Bu Meysim dan keluarganya menerimaku. Hari-hariku bersinar.

Tepat di praktik kekasihku, aku melihat sang mantan bersama kekasihku. Mereka sangat akrab. Rasa kaget begitu menyiksaku, tetapi  telingaku asyik mendengar perbincangan mereka. Aku sangat bangga saat kekasih bercerita tentangku dan menunjukkan fotoku pada sang mantan. Kulihat mata mantanku sangat kaget. Hatiku merasa menang. Sedikit masih tersimpan rasa ingin bersaing dengan sang mantan bercampur rasa kecewa, dan bercampur sedikit  sisa cinta.  Aku bersyukur melihat sang mantan  dalam keadaan sehat tetapi rasa was-was memikirkan perasaan dan reaksi kekasih saat ini tak dapat kutepis apalagi mereka bersahabat. Tanpa sadar  aku terpelongo memikirkan jawaban apa yang akan kuberi pada kekasih dan sang mantan.  setengah kaget kudengar suara kekasih memanggilku.

“ Sayang”, kata Tio saat melihatku berada di pintu praktik. aku berusaha tersenyum, berusaha bersikap dewasa dengan sekuat tenaga.  Aku memberanikan diri menemui mereka. saat kekasih memperkenalkan sahabatnya alias mantanku, aku langsung menyalaminya. Satu-satunya jalan untuk setiap masalah adalah jujur, begitulah  prinsipku. Maka saat itu kupilih menceritakan yang sebenarnya dan jujur pada kekasihku. Rasa was-was menguasaiku seraya menunggu respon kekasih. 

“Abang bahagia melihat adek menjadi kekasih sahabat abang”. kata mantanku dengan gugup memecah kesunyian karena kami bertiga terdiam sesaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun