Puisi  |  Di Bawah Angguk  Kamboja Biru
DikToko
(Soetiyastoko)
Kepada-Nya kita berpulang, Â
dalam doa yang tersayat sunyi.
Â
Kukulum Al-Fatihah merangkum rindu, Â
mengantar langkahmu ke sisi Ilahi. Â
Kau yang sempat singgah dalam dekapan, Â
kini abadi dalam kelopak kalbu. Â
Tetiba ...
Duka mengalir bagai sungai malam, Â membasuh lara yang tak terucap. Â
Tanganku gemetar,
tremor,
menatap kosong, Â
mencari bayangmu di antara waktu. Â
Tapi di kedalaman jiwa, kutahu: Â
kau telah tenang dalam cahaya-Nya. Â
Wajahmu, tawa, dan cerita kita, Â
melekat abadi
di ruang ingatan. Â
"Selamat jalan, kekasih jiwa," Â
bisikku di antara derai yang mengering. Â
Tak ada kata cukup untuk perpisahan, Â
Hanya doa yang mengikat kita: Â
damai di sana, di taman keabadian, Â
sampai nanti dipertemukan kembali. Â
Untukmu, yang pergi lebih dulu...
Cintaku takkan lapuk ditelan zaman.
Kau tetap hidup di setiap denyut napasku,
di sini, sampai akhirnya kita bersua.
Dan ...
Segerombol bunga Kamboja biru
tak henti
perlahan
mengangguk-angguk,
sertai
bisik istiqfar
Panjang ...