Pesan Suami Di Rumah Sakit Kepada Istrinya

[caption caption="Ilustrasi Puisi Soesi Sastro (Dok.Pri/2013)"][/caption]

PESAN SUAMI DI RUMAH SAKIT KEPADA ISTRINYA *

 

jangan menangis isteriku, telah duapuluh tahun kita bersama

anak-anak kita belajar di sekolah bergengsi bahkan di universitas luar negeri

apartemen mereka mewah, mobil ferari, 

apalagi yang engkau inginkan

rumah-rumah, sawah-sawah, ladang-ladang, tambang-tambang, hotel berbintang, mobil super mewah, pesawat jet, kapal pesiar semua kita punya, kecuali kereta api

kita kaya raya diantara teman-teman, lihatlah

jangan menangis isteriku, 

memeras pengusaha itu biasa, mempersulit perijinan usaha itu tak apa-apa, menerima uang panjar perkara itu juga wajar

amplop-amplop datang keruangan menyerahkan dirinya, 

gulungan koran gendut berisi tergeletak diatas meja-meja, anak buah cukup senang bolu gulung isi, gurih katanya

jangan menangis isteriku

aku dirawat di rumah sakit kelas satu, super lagi !!

bukan sakit kronis, bukan jantung coroner, bukan general checkup, bukan cuci darah, bukan pula gagal ginjal

ini cara melayani pelanggan-pelangganku

mereka akan menengok, mereka akan bezoek, 

mereka akan membawa makanan, gulungan koran, amplop, check, logam mulia, dollar, riyal, yen, tentu saja buah-buahan dan bolu gulung

aman…....

aman…....

aman sentosa

aman sentosa

 

jangan menangis isteriku, ini rahasia kita berdua

sumpah jabatan itu hanya deretan kata yang wajib dibaca, lupakan saja

 

Jakarta, 21 Juni 2015

* salah satu puisi dalam "Pukul Dua Belas" karya Soesi Sastro