Mohon tunggu...
Soebarkah
Soebarkah Mohon Tunggu... Educator

I am an educator committed to shaping the younger generation to have noble character, strong morals, and a vision to bring positive impact to others.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menabur Keyakinan, Menuai Keberhasilan di Dunia Pendidikan

15 Mei 2025   07:05 Diperbarui: 14 Mei 2025   11:27 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menabur Keyakinan, Menuai Keberhasilan di Dunia Pendidikan

Bayangkan seorang petani menanam benih di tanah lapang dengan penuh keyakinan bahwa pada musim panen nanti ia akan menuai tanaman subur. Ia merawat tanah dan benih itu dengan sepenuh hati, karena percaya bahwa usahanya akan membuahkan hasil. Begitu pula seorang guru menanam ilmu dan nilai-nilai kepada murid dengan harapan tinggi: keyakinan pendidik itulah yang menuntun cara ia mengajar dan membimbing. Sebagaimana kata Ki Hajar Dewantara, "Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat"sdn1purwosari.sch.id. Sekilas, pendidikan memang menjadi ladang di mana guru menabur semangat, kreativitas, dan pengetahuan agar murid berkembang. Keyakinan akan kekuatan proses ini layaknya pupuk yang membuat setiap ide tumbuh subur dalam diri siswa.

Guru, Kurikulum, dan Keyakinan

Guru adalah ujung tombak kurikulum dan implementasinya dalam kelas. Karena itu, kepercayaan seorang guru terhadap kurikulum turut menentukan semangat mengajarnya. Sebagaimana diingatkan dalam sumber pendidikan, "Guru adalah titik sentral suatu kurikulum"pai.ftk.uin-alauddin.ac.id. Artinya, guru-lah yang menerjemahkan dokumen kurikulum menjadi pengalaman belajar nyata. Bila pendidik percaya bahwa materi pelajaran dan metode yang ada bermanfaat bagi murid, ia akan mengajarkannya dengan antusias dan kreatif. Ia mencari cara baru agar pelajaran lebih bermakna, seperti menyesuaikan materi sesuai kebutuhan siswa. Sebaliknya, rasa ragu pada kurikulum dapat membuat pengajaran terasa monoton. Keyakinan pada inti kurikulum ini ibarat bagai fondasi kokoh; dengan fondasi kuat, guru menjalankan peran sebagai penggerak pembelajaran dengan lebih yakin dan berdampak nyata.

Ekspektasi Guru dan Potensi Siswa

Keyakinan guru terhadap siswa sangat memengaruhi hasil belajar. Ketika pendidik sungguh-sungguh meyakini bahwa setiap anak memiliki potensi unik, mereka membangun kepercayaan diri siswa untuk berkembang. Penelitian klasik Rosenthal-Jacobson menunjukkan bahwa ekspektasi guru dapat menjadi ramalan yang terpenuhi: bila guru dibentuk untuk memiliki harapan tinggi, prestasi siswa justru meningkat; sebaliknya, ekspektasi rendah menurunkan prestasien.wikipedia.orgen.wikipedia.org. Dengan kata lain, harapan guru dapat menjadi self-fulfilling prophecy dalam kelas. Sesuai pepatah pendidikan, "Guru harus yakin terhadap potensi belajar yang dimiliki oleh siswa"pai.ftk.uin-alauddin.ac.id. Keyakinan inilah yang menular menjadi motivasi konkret. Sebagai contoh, jika guru percaya siswa dapat memahami konsep sulit, guru akan sabar memberikan dukungan tambahan dan tantangan yang sesuai. Keyakinan positif seperti ini membuat siswa tidak takut mencoba, dan akhirnya memperluas pengetahuan mereka.

Pendidikan sebagai Senjata Perubahan

Keyakinan guru tak hanya berdampak di ruang kelas; ia juga bergema dalam skala yang lebih luas. Jika kita meyakini bahwa pendidikan mampu mengubah kehidupan, maka setiap tindakan kecil dalam mengajar memiliki makna besar. Nelson Mandela pernah mengingatkan, "Education is the most powerful weapon which you can use to change the world."mandelaexhibition.com Artinya, pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia. Guru dengan keyakinannya pada proses belajar memegang senjata itu. Dengan sepenuh hati menyalakan rasa ingin tahu, guru menyiapkan murid sebagai pembawa perubahan di masa depan. Sebagaimana seorang petani bersabar menunggu panen, guru pun percaya bahwa investasi waktu dan energi di kelas akan menghasilkan "panen" keahlian, karakter, dan pemahaman. Ketika guru yakin bahwa cara mengajarnya membawa hasil, ia mengubah pelajaran biasa menjadi pengalaman belajar inspiratif dan menyenangkan.

Menuai Keberhasilan Bersama

Akhirnya, semua kembali ke keyakinan kita sendiri. Apakah kita percaya bahwa murid-murid kita dapat meraih prestasi dan memajukan dunia? Henry Ford pernah berkata, "Whether you think you can, or you think you can't you're right."goodreads.com. Jika kita berpikir bisa, maka kita memotivasi diri dan murid untuk berusaha; jika ragu, maka kemungkinan sukses pun mengecil. Sebagai pendidik dan penggerak perubahan, kita diajak menanamkan keyakinan positif dalam setiap tindakan. Tumbuhkanlah sikap optimis bahwa setiap murid layak sukses, dan kembangkan proses belajar yang mendukung. Dengan menabur inspirasi, keteladanan, dan tekad, kita menuai keberhasilan nyata: siswa percaya diri, pembelajaran bermutu, serta perubahan positif di dunia pendidikan. Semoga setiap pendidik terus mengingat bahwa keyakinan adalah benih harapan dengan benih itu, masa depan gemilang akan tumbuh subur di ladang pendidikan kita.

Sumber: Pemikiran Ki Hajar Dewantara, Henry Ford, Nelson Mandela, serta penelitian Rosenthal dan Jacobson tentang efek ekspektasi dalam kelassdn1purwosari.sch.iden.wikipedia.orgen.wikipedia.orgmandelaexhibition.comgoodreads.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun