Mohon tunggu...
Sodik Permana
Sodik Permana Mohon Tunggu... Wiraswasta - JnT Cargo

Penikmat filsafat dan penulis pemula yang senantiasa berusaha konsisten dalam belajar sesuatu yang belum terfahami.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Perkara Ilmu, Huduri dan Husuli Perspektif Kita?

22 September 2022   12:29 Diperbarui: 22 September 2022   12:38 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikatakan pula bahwa ilmu itu suci, maka kita mendapatkannya harus dalam keadaan suci, artinya enggapan kita bahwa ilmu itu suci tepat karena fahaman kita menyatakan ilmu adalah Cahaya Tuhan dan itu tidak diperuntukan kepada orang yang bermaksiat. Imam Syafi'i pernah mengatakan bahwa kita akan mendapatkan ilmu dengan 6 perantara; 1. kecerdasan, 2. sungguh-sungguh, 3. semangat, 4. berkecukupan (harta), 5. berkumpul dengan orang berilmu, 6. waktu yang tidak sebentar. 

Perkataan Imam tersebut memberikan suatu patokan bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang mulia maka harus menggunakan cara yang tidak mudah pula, 6 hal itu harus kita tempuh dan dengan asumsi ada beberapa hal yang tidak menjadi patokan mutlak seperti kecukupan harta kita dalam mencari ilmu karena dalam dunia pendidikan sudah ada jalur beasiswa atau dengan cara lain seperti ketersediaan teknologi atau memanfaatkan seorang 'alim untuk kita jadikan perantara pengganti.

Setan dan iblis tidak akan berani terhadap manusia yang berilmu bahkan dalam tidurnya seorang yang berilmu tidak akan mendapati gangguan setan. Kemuliaan ilmu dan orang berilmu sudah banyak kita temui literatur dan sejarahnya, itu memberikan suatu motivasi bagi kita bahwa ilmu merupakan hal penting sebagai pengangkat derajat kemanusiaan kita.

Ilmu itu seperti hewan buruan dan tulisan adalah tali pengikatnya, ikatlah buruan itu dengan benar sehingga tidak akan lepas buruan tersebut dan suatu kebodohan jika kita lepaskan buruan itu ditengah kerumunan orang. Perkataan ini memberikan isyarat bagi kita agar senantiasa menulis apapun yang kita temui sebagai pemahaman, karena tulisan menjadi pengingat yang kuat dari apa yang kita fahami tatkala ketika kita dalam keadaan lupa atau untuk mengabadikan pemahaman kita agar menjadi suatu pijakan orang setelah kita.

Demikian tulisan ini saya sampaikan, lagi dan lagi apabila terdapat suatu kekliruan didalamnya maka mohon untuk koreksi serta pencerahannya, terima kasih saya ucapkan dan semoga bermanfaat.

-Salam Literasi-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun