Mohon tunggu...
Sodik Permana
Sodik Permana Mohon Tunggu... Wiraswasta - JnT Cargo

Penikmat filsafat dan penulis pemula yang senantiasa berusaha konsisten dalam belajar sesuatu yang belum terfahami.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Perkara Ilmu, Huduri dan Husuli Perspektif Kita?

22 September 2022   12:29 Diperbarui: 22 September 2022   12:38 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilmu itu ketika kita semakin dengan dengan inti cahaya maka akan semakin jelas namun memiliki kesamaran karena akan terlihat seolah menyatu dengan cahaya itu, tidak seperti samar nya sesuatu ketika jauh dari cahaya. Ilmu itu jelas dan menjelaskan, sesuatu yang jelas bagi kita karena terjelaskan oleh sesuatu yang jelas maka itulah ilmu yang kita fahami, artinya ketika benda yang sedikit mendapati cahaya maka akan terlihat samar dan gelap, dan itu termasuk belum terketahui. Maka jelasnya sesuatu bagi kita maka itu kita namakan akal, dikatakan bahwa hati merupakan akal kedua manusia, petunjuk teknis dari apa yang kita ketahui di alam semesta ini. Intinya ilmu, akal dan hati adalah perangkat yang tidak bisa dilepaskan bagaimanapun caranya dan itu melekat sebagai karunia Tuhan kepada hamba-Nya. 

Pembagian Ilmu ?

Ilmu oleh beberapa pemikir dikatan terbagi menjadi dua, pembagian ini bukan seperti apa yang ada dibenak kita namun pembagian berdasarkan epistemologinya. 

Istilah pembagian untuk mempermudah kita dalam memahami ilmu itu sendiri, karena setiap pembahasan harus universal artinya mudah di fahami oleh seluruh manusia, bukan sebagai pembagian materi melainkan pembagian yang merujuk pada derajat ilmu atau cara ilmu itu dikaruniakan kepada manusia. Umumnya yang kita ketahui bahwa perbedaan Nabi dengan Rosul itu persoalan penyampain ajaran kepada ummat manusia, disini perlu kita fahami bahwa Nabi adalah yang hanya membawa wahyu ilmu, artinya memiliki tugas untuk memberikan kefahaman kepada ummat manusia, sedangkan Rosul adalah yang membawa atau diwahyukan kepadanya wahyu ilmu dan wahyu syari'at. Maka munculah suatu interpretasi bahwa rosul memiliki kewajiban menyampaikan ajaran, pengetahuan atau ilmu tentang keseluruhannya termasuk agama yang kemudian termanifestasi menjadi syari'at. 

Ilmu Huduri

Ilmu huduri adalah ilmu kehadiran, rumusnya diketahui sebelum mengetahui. Ilmu ini dikatakan sebagai ilmu nya para Nabi, seperti yang kita ketahui kisah Nabi Adam alaihissalam ketika Allah mengajarkan nama-nama benda keseluruhan. Hadir secara langsung kepada manusia tanpa proses belajar, ini merupakan wahyu ilmu berupa pemahaman yang luar biasa dan hanya dikaruniakan kepada manusia yang memiliki derajat Nabi. Telah ditutupnya kenabian secara jelas artinya tidak adalagi manusia yang menjadi nabi secara tugas, tapi manusia yang memiliki derajat nabi itu masih ada karena nabi memiliki wahyu ilmu tetapi manusia setelah tertutup kenabian bukanlah nabi melainkan yang sering kita sebut sebagai wali Allah. Contoh dari ilmu ini seperti kita memahami keseluruhan ilmu matematika tanpa lebih dulu kita belajar atau membaca seluruh buku tentang matematika tapi kita bisa menyelesaikan persoalan matematika layaknya profesor ahli matematika. 

Ilmu Husuli

Ilmu husuli dikatan ilmu yang didapat melalui proses belajar, tidak seperti huduri namun ada suatu kemungkinan bahwa ilmu husuli bisa menjadi ilmu huduri. Letak menjadi ilmu huduri ketika kedalaman ilmu kita disertai hati (iman) yang kuat kepada pencipta maka meniscayakan menjadi huduri. Meski ada beberapa pendapat mengenai kedua ilmu ini atau mengenai perbedaan keduanya itu tentang 'perantara', 'bentuk', dan 'hubungan jiwa manusia', namun bisa kita fahami bahwa husuli menggunakan perantara, bentuk dan hubungan atau pengaruh jiwa manusia itu sendiri. Artinya dalam ilmu husuli dibutuhkanlah perantara untuk terbentuknya suatu konsepsi seperti kita akan memahami 'aku berfikir maka aku ada', kosnepsi ini membutuhkan perantara diluar diri kita yaitu kita fahami bahwa kosnepsi berfikir membutuhkan 'aku/diri' sebagai perantara berfikir. Dari segi membutuhkan bentuk untuk terbentuknya suatu konsepsi seperti pemahaman kita terhadap 'api', api merupakan sesuatu diluar diri kita yang bisa kita fahami dengan menghadirkan kausalitas bahwa api memiliki sifat panas dan membakar yang kemudian konsepsi panas dan membakar terfahami oleh kita sebagai bentuk di dalam alam fikiran kita, pendasaran ini terdapat beberapa ciri yaitu 1. yang mengkonsepsi, 2. yang dikonsepsi, 3. bentuk dari konsepsi tersebut.

Dalam memahami kedua hal tersebut, pertama bisa kita katakan bahwa ilmu huduri dan ilmu husuli sebagai dua macam ilmu yang ada di alam semsta ini dengan beberapa perbedaan perolehannya atau terjadinya ilmu itu sendiri, kedua bahwa ilmu huduri dan ilmu husuli adalah pembahasan tentang eksistensi ilmu yang ada seperti pemahaman kita tentang bayi yang baru lahir menangis, kemudian asumsi kita membentuk suatu konsepsi bahwa bayi itu bisa saja lapar atau haus atau kedinginan atau apapun yang lainya, artinya huduri merupakan konsepsi manusia secara langsung tanpa ada proses meng-konsepsi sebelumnya. Huduri pada manusia seperti lapar, haus, dan lain-lain yang berupa bawaan bahsyar kita sebagai manusia yang kemudian lapar, haus itu bisa kita konsepsikan namun konsepsi lapar dan haus sudah ada sejak keberadaan kita di dunia ini. Lantas bisa kita fahami bahwa huduri adalah sisi dalam materi atau substansi itu sendiri sedangkan husuli adalah sisi luar materi atau aksiden dari substansi. 

Beberapa Hal Tentang Ilmu

Berapa kemuliaan bagi kita ketika mencari ilmu, dikatakan dalam hadist bahwa duduknya kita dalam majlis ilmu dalam satu jam saja itu sudah lebih baik daripada memerdekakan budak, artinya orang yang mencari ilmu memiliki derajat yang sangat baik karena ilmu itu sendiri akan bermanfaa ketika ilmu yang kita peroleh dan kita gunakan dapat menyelamatkan kita apalagi menyelamatkan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun