Mohon tunggu...
SNF FEBUI
SNF FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Badan Semi Otonom di FEB UI

Founded in 1979, Sekolah Non Formal FEB UI (SNF FEB UI) is a non-profit organization contributing towards children's education, based in Faculty of Economics and Business, Universitas Indonesia. One of our main activities is giving additional lessons for 5th-grade students, from various elementary schools located near Universitas Indonesia. _________________________________________________________ LINE: @snf.febui _________________________________________________________ Instagram: @snf.febui ____________________________________________________ Twitter: @snf_febui _______________________________________________________ Facebook: SNF FEB UI ____________________________________________________ Youtube: Sekolah Non Formal FEB UI ______________________________________________________ Website: snf-febui.com ______________________________________________________ SNF FEB UI 2020-2021 | Learning, Humanism, Family, Enthusiasm | #SNFWeCare

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pandemi COVID-19: Batu Loncatan Kekerasan Seksual pada Anak

27 Desember 2021   12:59 Diperbarui: 27 Desember 2021   20:23 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tingginya kasus kekerasan seksual pada anak menunjukkan pentingnya pemahaman orang tua tentang  cara  memberikan  perlindungan  yang  terbaik  bagi  anak. Anticipatory  guidance akan menjadi  bentuk  bimbingan  kepada  orang  tua  untuk  mengantisipasi  hal-hal  yang  terjadi terhadap  perkembangan  anak,  termasuk  terjadinya  kekerasan  seksual. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh orang terdekat untuk menurunkan angka kekerasan pada anak adalah melalui upaya preventif, yaitu sex education [10]. Namun, permasalahan orang tua di Indonesia saat ini adalah masih menganggap sex education sebagai hal yang tabu, vulgar, dan tidak pantas untuk disampaikan kepada anak. Adanya persepsi dari orang tua yang merasa tidak nyaman atau tidak siap untuk mengajarkan pendidikan seksual dan rendahnya kesadaran orang tua dalam memberikan edukasi dan perlindungan kepada anak menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya kasus kekerasan seksual.

Padahal, sex education memberikan banyak dampak positif bagi anak, termasuk mengurangi kehamilan di usia dini dan terjangkit penyakit menular seks. Sex education yang berkualitas akan membuat anak terhindar dari pedofil atau pelecehan seksual. Maka dari itu, sex education merupakan hal yang penting untuk diberikan sedini mungkin kepada anak. Harapannya, dengan pemberian sex education sejak dini, anak-anak akan mampu menghindarkan diri dari kekerasan seksual. Media visual berbasis smartphone merupakan salah satu media yang efektif digunakan untuk memberikan anticipatory guidance. Oleh karena orang tua merupakan sumber terpenting dalam proses pembelajaran tentang hubungan seksualitas pada anak, banyak metode atau aplikasi pembelajaran seks bagi orang tua yang mudah diakses dan dipahami, terkhususnya di era digital ini, contohnya aplikasi SETTING (Sex Education Parenting) yang akan melakukan screening serta pemberian materi yang sesuai umur dari penggunanya [10].

Tidak hanya mementingkan peran dari orang tua, untuk mengantisipasi dan mengatasi kekerasan pada anak, negara melalui Program Penanggulangan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (PPPA) telah memiliki alur penanganan kasus kekerasan terhadap anak seperti dijelaskan pada gambar di bawah ini.

Gambar [3]. Standar Pelayanan Kekerasan bagi Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak                
            googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
Gambar [3]. Standar Pelayanan Kekerasan bagi Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});

   “Childhood should be carefree, playing in the sun; not living a nightmare in the darkness of the soul.” 

-Dave Pelzer-

Kontributor: Izza Maulana Rizqi, Radya Hawan Nugraha

Editor: Christabel Nathania

Biro Jurnalistik

SNF FEB UI 2021-2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun