Mohon tunggu...
Muhammad Zaidan
Muhammad Zaidan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gemar menulis dan menekuni fotografi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Women From Rote Island: Mimpi Kelam Korban Kekerasan Seksual

7 April 2024   18:14 Diperbarui: 7 April 2024   18:32 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Lembaga Sensor Film Indonesia

Setiap hari orang jahat dan orang baik lahir,
keduanya setiap hari selalu berjalan beriringan.

Pada perhelatan Festival Film Indonesia (FFI) 2023, Women From Rote Island menjadi kuda hitam yang memenangkan beberapa nominasi besar diantaranya film cerita panjang terbaik, sutradara terbaik (Jeremias Nyangoen), penulis skenario terbaik (Jeremias Nyangoen), dan pengarah sinematografi terbaik (Joseph Christoforus Fofid). 

Film ini perdana tayang pada Busan International Film Festival 2023 (BIFF) , lalu sempat tayang di Jakarta Film Week dan memenangkan Direction Award, tayang pula pada Jogja NETPAC Asian Festival, Asian Film Festival Barcelona, QCinema International Film Festival di Filipina. 

Film ini telah melalang buana di berbagai macam perhelatan film internasional sebelum akhirnya tayang secara luas di bioskop-bioskop dalam negeri pada 22 Februari 2024.

Kekerasan Seksual Dengan Realitas Sosialnya

Perempuan berkelamin darah atau Women From Rote Island mengangkat tema sensitif tentang korban kekerasan seksual dan segala macam trauma yang dialami oleh korban. 

Film ini menghadirkan sisi kengerian yang begitu eksplisit, sehingga mungkin bagi beberapa penonton perlu mempersiapkan mental untuk menonton film ini. Judul dalam berbahasa Indonesia nya memiliki makna tersirat tentang apa yang akan dihadirkan dalam film ini. 

Film ini hadir membawa pesan dan gambaran dari rentetan kasus kekerasan seksual yang terjadi di masyarakat Indonesia terkhusus yang tak pernah mendapatkan keadilan. 

Budaya patriarki yang mengakar ketika proses pencarian keadilan bagi para korban, budaya ini seakan masih tumbuh subur di lingkungan masyarakat Indonesia khususnya bagi para aparat penegak hukum yang seakan masih menutup mata terhadap proses menyelesaikan kasus kekerasan seksual. 

Film Ini menyajikan potret kelam dan beban traumatik korban yang disuguhkan dalam film berdurasi 106 menit. Penggambaran sinematografi film ini pun seakan membius para penonton yang dengan mudahnya masuk ke dalam segala macam rentetan adegan demi adegan dalam film ini yang dipenuhi dengan potret-potret kelam korban.

Isu Tenaga Kerja Ilegal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun