Mohon tunggu...
SNF FEBUI
SNF FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Badan Semi Otonom di FEB UI

Founded in 1979, Sekolah Non Formal FEB UI (SNF FEB UI) is a non-profit organization contributing towards children's education, based in Faculty of Economics and Business, Universitas Indonesia. One of our main activities is giving additional lessons for 5th-grade students, from various elementary schools located near Universitas Indonesia. _________________________________________________________ LINE: @snf.febui _________________________________________________________ Instagram: @snf.febui ____________________________________________________ Twitter: @snf_febui _______________________________________________________ Facebook: SNF FEB UI ____________________________________________________ Youtube: Sekolah Non Formal FEB UI ______________________________________________________ Website: snf-febui.com ______________________________________________________ SNF FEB UI 2020-2021 | Learning, Humanism, Family, Enthusiasm | #SNFWeCare

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Toxic Masculinity" dalam Parenting: Kudapan Rumah yang Tak Kunjung Musnah

6 November 2021   17:22 Diperbarui: 21 November 2021   21:35 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam keseharian yang terjadi di lingkungan sosial, toxic masculinity dapat terlihat dalam berbagai bentuk, salah satu bentuk yang paling umum adalah munculnya sentimen negatif masyarakat terhadap laki-laki yang gemar melakukan aktivitas-aktivitas yang dominannya digemari oleh perempuan. 

Toxic Masculinity dan Kekacauan yang Diakibatkan

Urgensi untuk membahas isu toxic masculinity ini tidak terlepas dari dampak yang dapat atau bahkan sudah ditimbulkan olehnya kepada masyarakat secara umum maupun laki-laki secara spesifik. 

Dampak yang ditimbulkan tidak dapat dipandang sebelah mata, setidaknya berdasarkan kajian yang dilakukan oleh the American Psychological Association (APA), toxic masculinity dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental [3]. 

Lebih jauh lagi, laki-laki yang memegang prinsip toxic masculinity ini, seperti kebiasaan bertindak dengan kekerasan, kebutuhan untuk menguasai individu lainnya, dan sebagainya juga diyakini memiliki peluang yang lebih besar untuk mengalami masalah psikologis seperti depresi dan stress [4].

Gambar 1. Suicide Rates by Sex, United States 2010 -- 2019 (Sumber: https://www.sprc.org/scope/united-states)
Gambar 1. Suicide Rates by Sex, United States 2010 -- 2019 (Sumber: https://www.sprc.org/scope/united-states)

Dampak tersebut juga diperkuat dengan sajian data tingkat bunuh diri berdasarkan jenis kelamin di Amerika Serikat pada tahun 2010 -- 2019 seperti yang terpampang dalam grafik di atas. 

Terlihat bahwa tingkat bunuh diri laki-laki memiliki nilai yang lebih tinggi daripada perempuan. Walaupun laki-laki dan perempuan menghadapi permasalahan yang sama terkait dengan depresi dan penyakit mental lainnya, data tersebut menunjukkan bahwa laki-laki memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan bunuh diri. 

Salah satu faktor utama yang diyakini berperan besar di balik fakta tersebut adalah kecenderungan laki-laki untuk enggan membagikan serta meminta bantuan terkait perasaannya atas sebuah permasalahan yang sedang ia alami. Keengganan tersebut utamanya disebabkan oleh hadirnya stigma tertentu di masyarakat [5].

Selain memberikan dampak yang spesifik kepada laki-laki, toxic masculinity juga memiliki dampak yang berlaku secara umum kepada lingkungan masyarakat. Dampak tersebut adalah terciptanya masalah sosial yang berkaitan dengan kesehatan, seperti melambungnya angka pecandu alkohol dan timbulnya masalah infeksi yang disebabkan oleh transmisi seksual [6]. 

Sementara itu, dalam skala yang lebih kecil dan dikerucutkan kepada ranah anak, toxic masculinity dapat menyebabkan seorang anak urung untuk mewujudkan cita-cita yang ia inginkan hanya karena cita-cita tersebut tidak sesuai dengan standar maskulinitas yang berlaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun