Mengenang Jasa Pahlawan: Tabur Bunga di Makam Perintis Kemerdekaan

Suasana khidmat menyelimuti Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, pada perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia. Setelah sukses melaksanakan Upacara Detik-detik Proklamasi di Lapangan Merdeka, rombongan Panitia HUT RI tingkat Kecamatan Delanggu tidak lantas membubarkan diri. Dipimpin langsung oleh Camat Delanggu, Bapak Jaka Suparja, bersama seluruh Kepala Desa se-Kecamatan Delanggu, mereka bergegas menuju sebuah tempat yang memiliki makna mendalam: makam pahlawan.

Di sana, di sebuah pemakaman sederhana namun penuh kehormatan, bersemayam dua sosok pejuang perintis kemerdekaan, alm. Robikan Sastro Panitro dan alm. Sura Mardawa. Meskipun nama mereka mungkin tidak sepopuler pahlawan nasional lainnya, jasa dan pengorbanan mereka tak pernah lekang dari ingatan masyarakat setempat. Mereka adalah bagian dari mata rantai perjuangan yang mengantarkan bangsa ini pada kemerdekaan.

Prosesi Tabur Bunga di Makam Perintis Kemerdekaan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Tradisi tabur bunga ini bukan sekadar ritual tahunan. Lebih dari itu, ia adalah sebuah janji tak tertulis untuk selalu menghormati jasa para pendahulu. Satu per satu, rombongan menaburkan bunga di atas pusara, diiringi doa yang tulus. Momen ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kemerdekaan yang kita nikmati hari ini adalah hasil dari perjuangan yang berat, air mata, dan darah para pahlawan.

Prosesi Tabur Bunga di Makam Perintis Kemerdekaan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kehadiran Camat Delanggu, Bapak Jaka Suparja dan para kepala desa secara langsung menunjukkan komitmen pemerintah setempat untuk merawat nilai-nilai patriotisme. Ini adalah cara mereka mengajarkan kepada generasi muda tentang pentingnya menghargai sejarah dan pengorbanan para pahlawan. Di tengah hingar-bingar perayaan, prosesi tabur bunga ini menjadi pengingat yang kuat bahwa kemerdekaan adalah warisan berharga yang harus dijaga.

Dengan berakhirnya prosesi ini, semangat kemerdekaan tidak luntur begitu saja. Ia justru semakin membara, terinspirasi oleh keteladanan alm. Robikan Sastro Panitro dan alm. Sura Mardawa. Mereka mungkin telah tiada, namun semangat perjuangan mereka akan terus hidup di sanubari setiap anak bangsa, mengingatkan kita semua bahwa tugas kita adalah mengisi kemerdekaan dengan karya nyata dan terus menjaga persatuan bangsa.