Mohon tunggu...
Salma Aulia
Salma Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Jurnalistik Universitas Padjadjaran

"Work hard in silence. Success be your noise"

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Keegoisan Orangtua yang Ditiru Sang Anak

2 Januari 2023   18:05 Diperbarui: 4 Januari 2023   05:25 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting Anak (Sumber: pngtree.com)

Sebagai orang tua, sudah menjadi kewajiban untuk berperan sebagai mentor yang baik bagi sang anak. Mulailah mengajarkan pada anak mengenai kenyataan pada hidup yang pada dasarnya tidak selalu ada orang yang berpihak pada sang anak nantinya. 

Anak perlu diperkenalkan dan merasakan perasaan kecewa dan sabar ketika dia tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan segera. Anak perlu diperkenalkan juga pada sikap sabar dalam mendapatkan sesuatu. Perlu ada usaha, perjuangan ataupun proses yang dilalui untuk mencapai hal tersebut. 

Selain memperkenalkan sikap sabar dan perasaan kecewa, anak juga perlu dikenalkan dengan perasaan empati, konsep meminjam, memberi dan mengalah. Misalnya ketika ia menginginkan suatu mainan milik kakaknya, adiknya atau temannya, ia perlu dipahamkan konsep meminjam dengan baik-baik pada kakak, adik ataupun temannya mengenai barang yang tidak dimilikinya dan setelah selesai digunakan maka perlu dikembalikan kembali. 

Proses belajar mengalah, menjadi bagian dari tahapan perkembangan sosial-emosional. Biasanya, hal ini mulai muncul ketika anak berusia sekitar 3 - 4 tahun, ketika ia sudah lebih baik memahami perasaan orang lain dan mulai belajar berempati. 

Pemahaman mengenai konsep memberi dan mengalah adalah ketika sang anak menemui keadaan dimana orang lain membutuhkan sesuatu yang dimilikinya, dan dengan sadar dan tergerak karena dorongan dari hati sang anak ingin memberikan apa yang dimilikinya pada orang lain agar orang lain bahagia dan tertolong. 

Misalnya ketika sang adik atau kakak menginginkan makanan yang dimiliki seorang lainnya, maka dengan dorongan dari hati ia mau mengalah untuk memberikan makanan yang menjadi hak miliknya agar seorang lainnya dapat merasakan kelezatan makanan tersebut bersama. 

Dilansir dari situs motherbeyond.id, terdapat pendapat yang dikemukakan oleh psikolog Rosdiana Setyaningrum, M. Psi, M. HPEd., terkait sifat mengalah yang pada dasarnya dapat menjadi pisau bermata dua. 

Sifat mengalah di satu sisi dapat membantu sang anak dalam membentuk pribadi proporsional juga belajar mematangkan emosinya untuk mengambil keputusan dalam menyelesaikan konflik. 

Di sisi lainnya, sering mengalah dapat membuat sang anak merasa "tertinggal" dari teman lainnya, hingga berdampak pada kepercayaan dirinya dan tidak mau mengungkapkan keinginan serta kurangnya memiliki inisiatif dan sikap kompetitif dalam melakukan sesuatu.

Maka dari itu, konsep mengalah ini perlu diajarkan dengan beberapa catatan, yaitu:

  1. Jika berada pada sebuah situasi yang mengharuskan sang anak untuk mengalah, ajak dirinya untuk memahami situasi yang dihadapinya. Misal ketika kakak dan adik bertengkar karena berebut mainan, maka salah satunya diberikan pengertian mengapa perlu mengalah pada yang lainnya.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Parenting Selengkapnya
    Lihat Parenting Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun