Di antara riuh rintihan burung hias di sangkarnya
Tapi bagi pendengar itu kicauan merdu tanpa lara
Mata liarku hinggap di jendela oleh suara menyela
Bukan fenomena, itu bagian pelangi dibanyak rasa
Episode saling keki dua tetangga bersambung lagi
Nafas bertolak belakang dari jarak beberapa centi
Pasti kedua insan itu beda pandangan lain profesi
Meski di banyak tetangga tetap terjalin harmonisasi
Rumah bagai sejoli berdempetan, jiwa seberangan
Berbalas pantun menjadi rutinitas ada kesempatan
Irama banting pintu menjadi bumbu sedak perasaan
Seolah sulit damai seperti corona sungkan pamitan
Aku tertawa dalam hati, dentuman musik yang syahdu
Iringi para ibu bergeol peras lemak demi bodi seksi selalu
Dibalas getaran mesin parut kelapa tajam menderu-deru
Telinga tetangga lain gaduh, tapi tak ngaruh bagi berseteru
Pesenam di lantai dua tetap asyik berjingkrak-jingkrak
Mengikuti irama dengan liukan tubuh undang belalak
Pikiran dan kalbu tak terlibat tuan rumah berbalas sajak
Raungan mesin parut versus musik menghentak-hentak  Â
******* Â Â
Bekasi, 27/01/21
#Arsa.