Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selembut Alunan Surgawi Pagi Hari

25 September 2020   06:07 Diperbarui: 25 September 2020   07:12 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila keikhlasan menjadi permata, takkan redup oleh gelapnya duniawi. Karena nuraninya telah benderang. Mata tiada lagi nanar menatap.

Pun mata kaki tak berbelenggu kemalasan melangkah. Selalu ringan bertindak tergerakkan mata batin. Saat yang lain tertidur ia berteman dengan bunga. Taburkan keharuman batiniah. Membasuh ragawi dari noda noda duniawi dengan tadarus.

Tak heran tidurnya tiada target, apalagi bergelang jam karet. Semata menuruti keinginan sukma di detik mana saatnya memejam. Seakan nafas nafas tasbih telah mengalir dalam nadinya.

Sebelum fajar menyapa mata lebih dulu tersibak. Menyeka keraguan dan bangkit hampiri kemukus yang masih ceria asuh malam. Seiring wajahnya membinar berbasuh embun dalam wudlu. Mengalunlah irama surgawi, sholawatan bersahutan langit pun makin bening.

*****

Bekasi, 250920.

##Slamet Arsa Wijaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun