Bila keikhlasan menjadi permata, takkan redup oleh gelapnya duniawi. Karena nuraninya telah benderang. Mata tiada lagi nanar menatap.
Pun mata kaki tak berbelenggu kemalasan melangkah. Selalu ringan bertindak tergerakkan mata batin. Saat yang lain tertidur ia berteman dengan bunga. Taburkan keharuman batiniah. Membasuh ragawi dari noda noda duniawi dengan tadarus.
Tak heran tidurnya tiada target, apalagi bergelang jam karet. Semata menuruti keinginan sukma di detik mana saatnya memejam. Seakan nafas nafas tasbih telah mengalir dalam nadinya.
Sebelum fajar menyapa mata lebih dulu tersibak. Menyeka keraguan dan bangkit hampiri kemukus yang masih ceria asuh malam. Seiring wajahnya membinar berbasuh embun dalam wudlu. Mengalunlah irama surgawi, sholawatan bersahutan langit pun makin bening.
*****
Bekasi, 250920.
##Slamet Arsa Wijaya.