Bagi Andre, keberhasilan bukan diukur dari seberapa besar omzet atau seberapa banyak pelanggan. Tapi dari kemampuannya menjaga kualitas, mencukupi hidup, dan tetap bangga dengan apa yang dikerjakannya.
Menjaga yang Tradisional di Tengah yang Modern
Di tengah gempuran makanan instan dan produk pabrikan, tempe Andre hadir sebagai pengingat. Bahwa makanan tradisional bukan sekadar pengisi perut, tapi juga bagian dari kebudayaan, dari sejarah yang diwariskan turun-temurun.
Lebih dari sekadar produk konsumsi, tempe menyimpan nilai gotong royong, ketelatenan, dan kearifan lokal. Usaha rumahan seperti ini bukan hanya menjaga cita rasa, tapi juga mempertahankan identitas kuliner yang nyaris tergeser zaman. Saat banyak orang berlomba menciptakan yang baru, Andre justru memilih merawat yang lama dan itu bukan pilihan yang mudah. Ia menjaga tradisi bukan karena tak mampu berinovasi, tetapi karena yakin bahwa yang tradisional pun bisa tetap relevan jika dikerjakan dengan sepenuh hati. "Tempe itu identitas," kata Andre di akhir obrolan. "Dan saya cuma ingin ikut menjaga rasa itu, dari dapur kecil saya sendiri."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI