Mohon tunggu...
Siti Nurma
Siti Nurma Mohon Tunggu... Freelancer - Student

Hello everyone. Let's be friend👋

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Punya Kebiasaan Curhat di Sosial Media? Begini Solusinya

13 Oktober 2019   09:57 Diperbarui: 13 Oktober 2019   10:56 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Salah satu hal yang saat ini paling banyak digandrungi oleh masyarakat ialah sosial media. Youtube, facebook, instagram, whatsapp, twitter, dan sederet sosial media lainnya. 

Ya, sosial media sangat erat dan seakan tidak bisa di pisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Tidak kenal gender, tidak pula kenal usia, hampir semua kalangan menggunakan sosial media dalam keseharian mereka. Pertanyaan nya, apa aja sih yang mereka lakukan di sosial media?

Tidak bisa di pungkiri, hadir nya sosial media di tengah-tengah kita membuat segala nya menjadi lebih mudah. Kita bisa mendapatkan teman baru atau bertukar kabar dengan teman lama melalui aplikasi chatting, mengakses berbagai informasi global, mendapatkan hiburan meme atau video lucu di instagram, menonton tutorial di youtube untuk mengembangkan keterampilan, mempromosikan dagangan di facebook untuk mendapatkan penghasilan, dan lain-lain.

Namun, di balik manfaat yang ada, sosial media juga memiliki banyak kemudharatan. Seseorang yang kecanduan dengan sosial media rela menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berselancar di dunia maya. Demikian pula tidak sedikit seseorang terlampau asik dengan gadget nya sehingga tidak memperdulikan sekitar. 

Mereka lebih menikmati berselancar di dunia maya ketimbang berinteraksi dengan seseorang yang berada dalam jangkauannya. Itulah mengapa muncul istilah "Sosial media mendekatkan yang jauh sekaligus menjauhkan yang dekat".

Sosial media memang mempermudah komunikasi dan berbagai kegiatan seseorang. Apalagi sejak muncul nya fitur status dan komentar, sosial media seolah beralih fungsi menjadi tempat curhat dan tempat menebar sensasi. Seseorang merasa memiliki kebebasan untuk mencurahkan segala isi hati nya di sosial media, baik itu kesedihan, kebahagiaan, maupun keluh kesah. 

Selain itu, ada juga yang mempergunakan sosial media untuk beradu komentar atau sindir-menyindir dengan orang lain. Hal ini sering kali menimbulkan kesalahpahaman yang mengakibatkan dua orang atau lebih saling bermusuhan.

Nah, apa sih penyebab seseorang senang curhat di sosial media?

Pemalu. Dia lebih memilih untuk bertatap muka dengan layar komputer atau handphone dibandingkan bertatap muka dengan orang lain di dunia nyata. Dia merasa lebih aman dan nyaman apabila mencurahkan segala isi hatinya di sosial media.

Tidak memiliki teman dekat. Dia merasa sendiri sehingga menjadikan sosial media sebagai alternatif teman berbagi. Ya mau gimana lagi, tidak semua orang bisa memendam perasaannya. Lagipula, perasaan memang perlu di akui dan di ungkapkan supaya tidak menjadi beban atau bahkan membahayakan kesehatan mental seseorang.

Mencari perhatian. Perhatian memang kebutuhan setiap individu, tidak mengenal tua atau muda, laki-laki atau perempuan, semuanya butuh perhatian. Sehingga, banyak cara yang seseorang lakukan untuk mendapatkan perhatian dari siapapun, terutama dari orang terdekatnya. Oleh karena itu, ia mencurahkan segala isi hatinya dengan harapan orang lain akan peduli padanya.

Lalu, bagaimana solusinya?

Pada dasarnya, mencurahkan isi hati di media sosial hanya akan membuka aib sendiri kepada khalayak luas. Mungkin sesaat bisa memberi kepuasan, namun secara tidak langsung itu menjadikan permasalahan kita sebagai konsumsi publik atau rahasia bersama. Alih-alih merasa lega, ternyata malah menimbulkan permasalahan baru.

Mungkin ada yang berpendapat "Curhat itu sama Allah, nggak usah sama orang lain apalagi di sosial media" Memang ada benarnya, tetapi naluri manusia ialah ingin didengarkan orang lain. Tetapi, mencurahkan segala isi hati sebenarnya tidak perlu melalui sosial media. 

Banyak yang bisa menjadi pendengar yang baik bahkan membantu memecahkan permasalahan yang kita hadapi, seperti orangtua, guru BK di sekolah, atau teman sebaya. Jika kita seorang siswa, guru BK bisa menjadi pilihan tepat untuk berbagi permasalahan, sebab ia ahli dalam bidang bimbingan dan konseling.

Dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling, guru BK akan mendiagnosa atau mengidentifikasi permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien. Ia akan mencoba untuk mencari tau penyebab munculnya permasalahan tersebut dan berusaha untuk memahami klien serta segala hal yang berkaitan dengan klien nya.

Setelah melakukan diagnosa, guru BK akan melakukan assessment terhadap klien nya. Assesment ini sangat penting untuk dilakukan, sebab didalamnya membahas apa saja yang perlu dilakukan oleh Guru BK dalam memberikan konseling, baik sebelum melakukan konseling, pada saat berlangsungnya konseling, dan sesudah melakukan konseling. Sehingga, proses pemberian konseling akan berjalan sebagaimana mestinya dan bisa tepat sasaran.

Namun, apabila kita takut untuk meluapkan masalah kepada orangtua atau guru BK, kita dapat meluapkan masalah pada teman yang kita percaya atau istilah kerennya "konselor sebaya". Hal demikian lebih bermanfaat daripada kita curhat di timeline sosial media.

 Apalagi jika teman kita bisa menjadi pendengar yang baik sekaligus membantu memberikan solusi, tentu menyenangkan bukan? Jadi, untuk apa mencurahkan segala isi hati kita di media sosial jika curhat dengan seseorang di kehidupan nyata jauh lebih menyenangkan dan bermanfaat. Yuk, kurangi curhat medsos!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun