Akulah satu kata.
Yang tak bisa melupakan denyut nadimu
Malam adalah penantian
Jatuhnya sehelai daun
Ke dalam jantung paling degup.Â
Rinai tak sempat membasuh malam. Bulir hujan tak terhenti mengusik kelam. Membiarkan bisik sepi menjemput rasa. Terjerembab diam di belantara aksara.
Malam mendendang pilu. Di balik jeruji rindu. Bersama kepak burung malam. Lelah menembus batas paling kelam._
Bias rasa mencari sasaran pendar yang tak kunjung datang. Dipaksa terkubur berpayung mendung. Tanah basah, bulir bulir tumpah
Denyut nadi kehidupan berdetak pelan. Lorong-lorong pun tak lagi berdendang. Yang tertinggal hanya nama-nama tak bertuan
Tatkala malam tanpa purnama,. Hanya berteman sesobek kertas lusuh. Berisi kutipan-kutipan lama. Yang tak berjanji. Terulang lagi.
Embun gugur di ujung kata. Menyelinap di sela ujar yang tak sempat berucap. Membiarkan rindu menjelma sunyi yang menua. Menabur sepi pada nyala api pelita harap.Â
Doa.
11 Oktober 2025
Kontributor: Riami, Zaldi Chan, Muthiah Alhasani, Anis Hidayatie, Arif R. Saleh, Andrean, Siti NazarotinÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI