Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berdamailah Manusia dan Burung-burung

17 Juni 2022   15:54 Diperbarui: 17 Juni 2022   21:57 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar: Dokumentasi Pribadi Engkong Felix Tani

Di tajuk pepohonan itu burung-burung mencuit. Di sangkar-sangkar beton bertingkat itu manusia-manusia menciut. Menjadi mesin-mesin egoistik tanpa rasa.

Cicit-cuit riang burung burung itu menguar di udara, meningkah carut-marut lakon manusia-manusia pemakan tanah dan pepohonan.

Lahan hijau nan lapang, di tangan manusia, telah menjadi lahan beton dan aspal, sumber polutan yang menyesakkan.

Burung-burung itu telah kehilangan tempat tinggal, digusur oleh hutan beton kota. Mereka terbang membawa kesah, mencari tajuk pepohonan terakhir, dan kenyamanan yang telah hilang.

Manusia-manusia demi segala egonya, tega mengorbankan alam dan seisinya. Mereka lupa, suatu ketika kelak, alam akan memukul balik mereka, mengambil segala miliknya.

Wahai manusia-manusia lupa diri. Sadarlah, belum terlambat untuk berdamai dengan burung-burung kecil itu. 

Lakukan sesuatu, ikhlas, tanpa lelah, demi kelestarian lingkungan, demi manusia sendiri, dan burung-burung itu.

Jangan menciut jadi mesin tanpa rasa, tapi mencuitlah seperti burung-burung sarat karsa.

Siti Nazarotin

Blitar, 17 Juni 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun