Derai senyum syukur dan tangis bahagia mengukir pagi yang cerah
Embun hadir bukan karena menitik sedih, tetapi menggulirkan air kesejukan di hari yang istimewa
Lamat-lamat terlantunlah kalimat azimat penuh makna, menyertakan rasa haru dan keheningan cipta
Ayah Tjiptadinata Effendi merayakan usia ke-82 tahun berdampingan dengan Bunda Roselina
Pasangan kekasih dalam ikatan perkawinan penuh kasih sayang dan komitmen dihadapan Tuhan Yang Maha Cinta
Abadi ikrar mereka tidak sekedar ucap janji di depan altar,
Namun kekuatan daya juang menempuh kehidupan senantiasa hadir meski nestapa pernah menerpa, dan terbukti nyata adanya tetap kokoh bersama.
Pun bahagia tetap mewarnai kisah kasih keduanya dalam bahtera keluarga.
Usia boleh saja mengurangi jatah kehidupan dunia, sejatinya umur panjang adalah terkenangnya jiwa baik ayah dan bunda dalam sanubari para keluarga dan sahabat
Letupan puisi ini hanya persembahan kecil dari seorang ananda yang rindu pada sosok orang tua
Untuk kado merayakan kebahagiaan hari lahir Ayah Tjiptadinata Effendi.
Hari ini adalah keberkahan bagi kita semua
Delapan puluh dua bukanlah sekedar angka, ia mengungkapkan pengalaman hidup yang sarat nasehat dan kebijaksanaan
Untuk Ayah Tjipta dan Bunda Roselina, panjang umur dan sehat selalu, ya!
Ananda haturkan salam sayang, peluk hangat dan doa terbaik, dari Kota Tepian Mahakam, indonesia menuju Desa Burns' Beach, Western Australia.
Kota Tepian Mahakam, Rabu, 21 Mei 2025 , pukul 08.05 wita
***
Tulisan ke-10 2025
Puisi ke-4 2025
#Tulisanke-605
#PuisiSiskaArtati
#AkrostikDelapanPuluhDua
#Usia82tahun
#NulisdiKompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI