Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Kusambut Ramadan 1442 Hijriah]: Sabar dalam Segala Keadaan, Utamanya Ketika Ujian dan Cobaan Menyapa Kehidupan

27 Februari 2021   09:58 Diperbarui: 27 Februari 2021   10:04 2113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://picuki.com

Pembaca yang budiman,

Kita tidak asing dengan kata SABAR, kata yang mudah, tetapi pelaksanaannya sangat tidak ringan. Namun bukan berarti mustahil. Setiap orang bisa berlaku sabar, kalau dia mau melatih dirinya untuk melakukan hal tersebut.

Mari kita pahami bersama tentang sabar.

Ada sabar dalam rangka melaksanakan perintah dari Allah Subhaanahu Wa Ta'ala, ada sabar dalam rangka menjauhi larangan yang ditetapkan oleh-Nya. Dan ada pula sabar saat kita menerima ujian dan cobaan dari Sang Maha Kuasa.
Jadi, ada tiga macam keadaan dimana kita harus bersabar, yaitu menahan diri pada hal-hal yang tidak diinginkan dan pada saat kita menjalankan ketaatan kepada Allah SWT.

Contoh: kita melaksanakan sholat, berpuasa, bersedekah, berzakat atau melakukan umroh atau ibadah haji, jalani ibadah tersebut dengan sabar. Artinya, kita menjalankan kewajiban dan amalan sunnah tersebut dengan penuh kekuatan pada batin kita, dengan khusyuk dan sesuai tuntunan-Nya, maka in syaa Allah apa yang kita lakukan tersebut berhasil baik.

Kadang kita melakukan sholat dengan tergesa-gesa, pikirannya melayang ke agenda berikutnya yang akan dikerjakan, atau malah teringat hal-hal yang telah kita lakukan. Maka sholatlah dengan tenang, khusyu, tidak terburu-buru. Lakukan dengan sabar.

Ada yang tidak bersabar dalam berpuasa, dia mengeluh capek, haus, lapar, lemes, dan sebagainya. Banyak yang mengeluh ketika berzakat, merasa uang dan hartanya berkurang dengan menyisihkan hartanya. Banyak orang yang tidak sabar membaca Alquran, baru baca satu halaman atau satu lembar, dia sudahi membacanya, hanya beberap menit saja. Padahal bisa jadi dia asyik dengan media sosialnya dengan waktu berjam-jam.


Allah Ta'ala berfirman:

"Sesungguhnya Kami akan memberikan cobaan sedikit kepadamu semua seperti ketakutan, ketaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, kemudian sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."(QS. Al-Baqarah: 155

Bagaimana dengan kesabaran menjauhi larangan Allah?

Dorongan pada diri manusia, ada hawa nafsu yang mengajak diri kita untuk melakukan perbuatan yang dimurkai oleh Allah. Kita musti sabar mencegah perbuatan tersebut yang timbul dari diri. Ada bujukan dari teman untuk melakukan perbuatan maksiat, ada rayuan dari kawan melakukan perbuatan kotor, maka kita harus bertahan dan meminta perlindungan dari Allah agar dikuatkan dengan kesabaran.


Allah Ta'ala berfirman:

"Hai sekalian orang yang beriman, bersabarlah dan cukupkanlah kesabaran itu."(QS. Ali-Imran: 200)
"Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya -karena amat banyaknya."
(QS. Az-Zumar: 10)

Bagaimana dengan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah?

Cobaan dan ujian yang berupa kesulitan, kekurangan, mendapatkan musibah, mari dihadapi dengan kesabaran, jangan sampai kita melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh Allah, seperti memaki, memghujat keadaan, bersumpah dengan kata-kata yang tidak patut, marah-marah, yang menunjukkan ketidaksabaran dalam menghadapi hal tersebut. Jangan pula kita menunjukkan kekecewaan yang berujung pada dorongan melakukan hal-hal yang kontraproduktif dalam menyikapi ujian dan cobaan.

Contoh: ketika seseorang telah bersiap melangsungkan acara pernikahan, menyebar undangan kepada sanak kerabat, secara takterduga salah satu pihak membatalkan akad nikah yang telah dipersiapkan sebelumnya, maka kuatkan diri dengan sabar. 

Bisa jadi memang orang tersebut tidak berjodoh, Allah persiapkan pasangan yang sholeh/sholehah yang kelak benar-benar membangun keluarga yang sakinah-mawaddah- warahmah sesuai tuntunan yang Allah berikan. Jadikan peristiwa tersebut menjadi sesuatu yang tetap membahagiakan, meski secara perasaan, ada muncul kesedihan, sakit hati, namun kuatkan diri dengan kesabaran.

Nah, pada hal sabar menghadapi ujian dan cobaan ini, ada sikap dan tataran yang berbeda dari setiap orang yang menghadapinya:

Pertama, ada orang yang menyikapinya dengan kecewa, melakukan perbuatan yang tidak layak sebagai orang beriman. Misalnya menampar dirinya, menyobek bajunya, menganiaya dirinya sendiri, itu menunjukkan ketidaksabarannya, tidak ridho menerima keputusan yang Allah berikan padanya, sehingga mengutuk, memaki-maki, putus asa dan lain sebagainya.

Kedua, ada orang yang menghadapi peristiwa tersebut dengan hati berat, pahit, tidak nyaman, namun dia menahan ucapan dan perbuatannya dari hal-hal yang memperburuk keadaan.


Ketiga, ada orang yang ridho atas kejadian yang menimpanya. Ia ikhlas menerimanya, karena merasa justru hatinya menjadi lapang, ringan, tidak ada beban apa-apa. Apalagi ketika sikapnya diiringi dengan rasa syukur. Kok bisa dia mendapatkan ujian dan cobaan, tapi malah bersyukur? Ya, karena ia ingin memahami hikmah dari kejadian tersebut. 

Dalam ikhtiar yang telah dilakukan, telah disertakan doa, istikaharah, dan perbuatan baik, namun Allah masih menguji dengan cobaan dan musibah, disaat itulah maka perlu penguatan diri dalam kesabaran.In syaa Allah, Allah memberikan ganti yang lebih baik dari apa yang sebelumnya didapatkan.


Juga Allah Ta'ala berfirman:

"Orang yang bersabar dan suka memaafkan, sesungguhnya hal yang demikian itu sesungguhnya termasuk pekerjaan yang dilakukan dengan hati yang teguh." (QS. As-Syura: 43).

Bahasan hadist berkenaan dengan sabar disampaikan sebuah kisah. Dari Abu Said yaitu Sa'ad bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiallahu 'anhuma bahwasanya ada beberapa orang dari kaum Anshar meminta -sedekah- kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, lalu beliau memberikan sesuatu pada mereka itu, kemudian mereka meminta lagi dan beliau pun memberinya pula sehingga habislah harta yang ada di sisinya, kemudian setelah habis membelanjakan segala sesuatu dengan tangannya itu beliau bersabda: "Apa saja kebaikan -yakni harta- yang ada di sisiku, maka tidak sekali-kali akan kusimpan sehingga tidak kuberikan padamu semua, tetapi karena sudah habis, maka tidak ada yang dapat diberikan. 

Barangsiapa yang menjaga diri -dari meminta-minta pada orang lain-, maka akan diberi rezeki kepuasan oleh Allah dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup maka akan diberi kekayaan oleh Allah -kaya hati dan jiwa- dan barangsiapa yang berlaku sabar maka akan dikarunia kesabaran oleh Allah. Tiada seorangpun yang dikaruniai suatu pemberian yang lebih baik serta lebih luas -kegunaannya- daripada karunia kesabaran itu." (Muttafaq 'alaih).

Demikian, sajikan tulisan hari ini.

Mudah-mudahan menjadi ibrah bagi kita semua agar tidak mudah mengeluh. Kita jadikan ujian, cobaan dan musibah sebagai ladang pahala untuk semakin mendekat kepada Allah, melatih diri menjadi penyabar. Karena apapun yang ada dalam diri manusia dan segala yang didapatkannya, semata-mata adalah pemberian dan titipan dari-Nya. aamiin.


Salam sehat, salam tebar manfaat.

***

Sumber: Catatan rangkuman tausiyah Kitab Riyadhus Shalihin Bab Sabar bersama Ustaz KH.Ahmad Kosasih melalui pembelajaran online.

Referensi: 1 dan Terjemahan Alquran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun